“Hari gini masih ada orang yang tega dengan orang kecil dan tua seperti Mbah Mardi,” kata pejabat tersebut.
Jari dan tangan Mardi Wiyono yang kekar berkeriput terus gemetar, seperti tremor.
Dengan tangannya yang tak henti bergetar, ia membuka amplop isi uang, mengambilnya, tapi tidak menghitung karena makin hebatnya tangan bergetar.
“Tanganku sudah tidak bisa (normal),” kata Mardi di rumahnya, Sabtu (14/8/2021). Ia menunjukkan tangannya yang terus menerus gemetar seperti orang dengan parkinson.
Baca juga: Sukses Desa Ngadisari, dalam 4 Hari 100 Persen Warga Suku Tengger Telah Divaksin Covid-19
Sadiyem (70), istrinya yang memakai kebaya, duduk di sebelah Mardi di teras rumah. Sadiyem yang kemudian menghitung uang itu. Total uang dalam amplop itu Rp 2.000.000.
Mbah Mardi, begitu warga menyebutnya. Menerima uang dari orang yang tidak dikenalnya. Ia hanya diberitahu kalau uang itu berasal dari orang yang tersentuh pada Mardi yang merupakan korban penipuan uang palsu.
“Saya dikasih bantuan karena kena tipu Rp 400.000 waktu menjual itik. Saya matur nuwun sebesar-besarnya. Saya akan memanfaatkan uang ini untuk kehidupan (keluarga) saya,” kata Mardi.
(Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.