Selaku tokoh Tengger, Supoyo berharap setelah divaksin, warga tetap waspada. Selain tetap menjaga kebersihan, masyarakat diminta jaga imun, dan pola hidup.
“Kita siap menuju kebangkitan ekonomi, karena Bromo adalah objek wisata kelas internasional. Ketika Bromo kembali dibuka, rakyat sudah siap,” tutup Supoyo.
Rela divaksin setelah 21 tahun tak disuntik
Sunarip, warga Desa Ngadisari, akhirnya mau divaksin setelah 21 tahun tak mau disuntik karena takut jarum suntik. Dia mau divaksin karena mematuhi kebijakan pemeirntah.
Sopir jip ini mengaku sudah divaksin dua kali. Harapannya biar kebal dari virus corona dan nanti pariwisata bisa beroperasi kembali.
Sebab, banyak warga desa dan pelaku wisata yang mengeluh dengan kondisi pandemi saat ini.
“Kalau diteruskan wisata dibuka tanpa ikut vaksin, kan bahaya juga ke pelaku wisata. Wisata dibuka, pelaku wisata malah kena virus jika tak divaksin. Menurut saya, kami mendukung vaksinasi ini. Kami inginnya wisata dibuka dengan prokes. Bahaya jika ketularan virus dari tamu. Makanya kami minat divaksin,” ujar Sunarip kepada KOMPAS.com.
Dia bersama istri dan anak remajanya sudah divaksin. Awalnya anaknya tidak bisa divaksin karena usia. Setelah datang vaksin baru yang bisa diinjeksi ke anak remaja, anaknya pun sudah divaksin.
Sunarapi sesungguhnya takut disuntik. Namun setelah perangkat desa meyakinkan dan mengajaknya ikut vaksinasi, akhirnya ikut serta. Padahal dia sudah 21 tahun tidak disuntik karena takut.
"Yang ngajak saya vaksin adalah pemerintah desa. Sebenarnya saya takut disuntik. Kalau gak divaksin, kami salah. Akhirnya saya memberanikan diri agar tubuh kebal dari corona. Kira-kira sudah 21 tahun saya takut disuntik. Demi lekas berakhirnya pandemi ini saya berani disuntik vaksin. Saya juga pelaku wisata dan berharap agar pandemi ini cepat berlalu sehingga ekonomi dan parawisata bisa pulih kembali," tutur Sunarip, warga RT 07 RW 02 Dusun Ngadisari ini.
Vaksinasi di Sukapura 35 persen
Camat Sukapura Rochmad Widiarto mengapresiasi capaian Desa Ngadisari memvaksin seluruh warganya 100 persen. Setiap desa punya tantangan vaksinasi masing-masing. Maka pemerintah desa diminta melakukan pendekatan terhadap warganya.
"Kami sangat terbantu oleh perangkat Desa Ngadisari. Tidak mudah untuk melakukan hal seperti itu. Nakes juga sangat membantu. Pembinaan dari kecamatan kepada satgas desa sudah terlaksana dan Desa Ngadisari memberikan yang terbaik," tandas Rochmad kepada KOMPAS.com.
Menurut Rochmad, di Kecamatan Sukapura sendiri, vaksinasi sudah mencapai 35 persen. Setidaknya tiap desa ditargetkan 70 persen warganya sudah divaksin. Sopir jip di Sukapura 70 persen sudah mengikuti vaksinasi. Angka vaksinasi di Sukapura diharapkan terus naik tiap harinya.
Apresiasi Bupati Tantri
Melalui siaran tertulis, Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari mengatakan, luar biasanya Desa Ngadisari ini, warga masyarakat dan disupport oleh Pemerintah Desa pelaksanaan program vaksinasi ini luar biasa bagus.
“Hari ini telah tervaksin dosis 2 sebanyak 90 persen dari total warga Desa Ngadisari yang boleh divaksin 1.100 orang. Insya Allah di hari Sabtu besok akan disempurnakan sebanyak 191 orang sisanya untuk dilakukan vaksinasi sehingga di Sabtu besok 100% capaian vaksinasi bagi warga masyarakat Desa Ngadisari,” katanya saat meninjau vaksinasi di desa setempat, Selasa (10/8/2021) lalu.
Menurut Tantri, ini tentunya menjadi inspirasi bagi semuanya, tidak hanya Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan Pemerintah Desa Ngadisari, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan bahwa memang program vaksinasi ini harus didukung dan diupayakan.
“Semua ini tentunya untuk mengikhtiarkan warga masyarakat sehat wal afiat lahir dan batin, utamanya dalam kondisi pandemi Covid-19,” kata Tantri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.