UNGARAN, KOMPAS.com - Dengan menggunakan kursi roda, Rohadi (40) warga Lemahireng, Bergas, Kabupaten Semarang bergegas masuk ke halaman kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang.
Penyandang disabilitas tersebut menjadi salah satu penerima bantuan sembako sebagai warga terdampak Covid-19.
Rohadi mengalami keterbatasan fisik sejak berusia dua tahun.
Saat itu dia menderita polio dan tidak mendapat perawatan dengan baik.
"Ini adalah kehendak Tuhan, jadi ya apa pun keadaannya saya bersyukur," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Pilu di Balik Aksi Rusman di Jalanan Madiun, Di-PHK Sepihak dan Harus Hidupi 4 Anak
Sebelum pandemi, Rohadi bekerja sebagai pembuat springbed.
"Namun karena pandemi, saya tidak lagi membuat springbed. Penjualannya susah laku," jelasnya, Minggu (15/8/2021).
Karena tak lagi memiliki penghasilan, Rohadi tak lagi membuat springbed dan beralih membuat truk mainan.
"Dulu springbed sebulan bisa laku satu, harganya Rp 3,5 juta. Kalau truk oleng mainan itu harganya dari Rp 50.000 hingga Rp 160.000 tergantung ukuran dan kelengkapan," kata Rohadi.
Dengan membuat truk oleng tersebut, meski penghasilannya tak sebanyak saat membuat springbed, Rohadi mengaku masih memiliki penghasilan.
"Ya memang penghasilan turun, tapi yang terpenting masih mendapat pemasukan," paparnya.
Rohadi mengaku, truk buatannya diberi merk Kasmaran Oleng.
"Pemasaran sudah lumayan, sudah ada pembeli sampai Sukoharjo juga. Tapi ini kita sedang menyiapkan cara pengiriman agar truk tidak rusak sampai di lokasi, karena kita ada yang dilengkapi sound system juga," ungkapnya.
Keunggulan truk buatannya, lanjut Rohadi, bahan yang digunakan adalah sisa dari pembuatan mebel.
"Jadi memang secara kualitas siap bersaing, karena yang digunakan barang sisa, bukan barang bekas. Sehingga lebih awet dan garapannya rapi," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Zasa, Gadis Difabel Asal NTT yang Berprestasi di Kancah Internasional
Rohadi mengungkapkan pembuatan truk oleng tidak membutuhkan waktu lama.
"Kalau ada contohnya dan modelnya, termasuk aksesorisnya, maka lebih cepat karena tinggal mengembangkan sesuai permintaan pemesan," paparnya.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, penyandang disabilitas termasuk kelompok rawan terdampak Covid-19.
"Semoga peraturan Inmendagri mendatang ada kelonggaran agar perekonomian masyarakat kembali bangkit," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.