Ribuan warga berikan penghormatan terakhir
Jenazah Bung Karno diterbangkan ke Blitar pada 22 Juni 1970, sehari setelah wafat. Jenazah itu diterbangkan melalui Bandara Abdul Rahman Saleh Malang.
Dalam buku Bapak Angkatan Udara Suryadi Suryadarma, kesaksian prosesi pemakaman Bung Karno dikisahkan.
Panglima TNI Angkatan Udara yang pertama itu menggambarkan bagaimana warga berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Bung Karno di sepanjang perjalanan dari Malang ke Blitar.
Tiba di Kota Blitar, puluhan ribu warga dari berbagai pelosok Blitar dan sekitarnya menantikan kedatangan jenazah Bung Karno. Mereka datang menggunakan truk, mobil, sepeda motor, sepeda, dan berjalan kaki.
Jerit tangis warga mewarnai saat terakhir Bung Karno dimakamkan di samping makam Sang Ibu, Ida Ayu Nyoman Rai, di pemakaman umum Karang Mulyo di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Upacara pemakaman yang dipimpin Jenderal Maraden Panggabean yang menggantikan posisi Soeharto sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban itu berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Kisah Ketua RT di Surabaya yang Bekerja Keras Memutus Penyebaran Covid-19 di Wilayahnya...
Dimakamkan di TPU
Menurut seorang mantan pegawai dinas penerangan Kota Blitar yang kini terbaring sakit, Mardiono atau Mbah Gudel, TPU Karang Mulyo juga pernah disebut sebagai Taman Makam Bahagia.
Taman makam itu pernah digagas Bung Karno sekitar 20 tahun sebelum meninggal.
Dalam sebuah pidato di Kota Blitar tahun 1950, ujar Mbah Gudel, Bung Karno meminta adanya lokasi khusus untuk memakamkan para veteran perang kemerdekaan yang lokasinya tersebar di berbagai tempat di Kota dan Kabupaten Blitar.
Bagi Mbah Gudel, meski ada latar belakang politis di balik keputusan Soeharto memakamkan Soekarno di Blitar, keputusan itu bukan sebuah kebetulan.
Meski berada di pemakaman umum, lokasi pemakaman itu merupakan lokasi yang sebelumnya pernah diusulkan sendiri oleh Bung Karno.
Selain itu, kecintaan Bung Karno pada Sang Ibu juga terabadikan dengan menguburnya bersebelahan.