Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawean, Suku yang Gemar Merantau dan Legenda Pelaut yang Terjebak Badai di Laut Jawa

Kompas.com - 14/08/2021, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber ,Bobo

Ada yang merantau ada juga yang bekerja untuk pemerintah kolonial Perancis yang berkuasa di Vietnam.

Sebagian besar tak dapat pulang ke kampung halaman karena tidak memiliki dokumen kewarganegaraan dan tak lagi memiliki hubungan dengan kerabat di Pulau Bawean, Jawa Timur.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, warga Vietnam keturunan Indonesia dikenal sebagai orang Bawean atau Boyan. Sebagian besar tinggal di sekitar Masjid Al Rahim di Distrik 1 Ho Chi Minh.

Baca juga: Hujan 3 Jam Lebih, Jembatan Ambruk hingga Tebing Longsor Landa Pulau Bawean

Salah satunya keturunan Bawean adalah pemimpin Masjid Al Rahim, Imam Haji Ally (86 tahun).

Ia mengikuti kedua orang tuanya ke Ho Chi Minh pada penjajahan Belanda, ketika baru menginjak usia 11 tahun.

Haji Ally mengatakan ayahnya bekerja untuk pemerintah kolonial sebagai teknisi mesin.

"Ayah saya dulu kerja di bagian teknik pada masa penjajahan. Saya tak ingat betul berapa orang yang ikut dari Indonesia," jelas Ally dalam bahasa Melayu.

Baca juga: Tug Boat Tenggelam di Perairan Pulau Bawean, 3 ABK Hilang

Tak ada catatan pasti kapan orang Bawean tiba di Vietam. Namun salah satu masjid tertua di Vietnam itu dibangun pada 1885.

Pakar studi Vietnam, Malte Stockhof menjelaskan orang Bawean meninggalkan kampung halamannya dengan berbagai alasan.

"Menurut cerita mereka, keberadaan mereka di Vietnam itu karena beberapa alasan. Yang utama ialah untuk menghindari pemerintah kolonial Belanda yang represif, menjalankan tradisi merantau dan dalam perjalanan pergi haji, mereka kemudian singgah di Singapura bekerja untuk menambah ongkos ke tanah suci Mekkah, " jelas Stockhof.

Para perantau dari Bawean kemudian ada yang memilih tinggal di Singapura dan ada juga yang melanjutkan perjalanan ke Mekkah.

Stockhof mengatakan orang-orang Bawean yang menempuh perjalanan melalui Sungai Mekong bekerja dengan para pedagang dari Tiongkok dan kemudian mencari pekerjaan ketika tiba di Saigon (Ho Chi Minh).

Baca juga: Tahu Positif Covid-19, Pria di Pulau Bawean Naik Motor ke Rumah Sakit

Tak bisa kembali ke kampung halaman

Pintu masuk Pulau Bawean dari Pelabuhan SangkapuraKompas.com/Luthfia Ayu Azanella Pintu masuk Pulau Bawean dari Pelabuhan Sangkapura
Hampir seluruh keturunan Bawean yang tinggal di Vietnam tidak memiliki identitas sebagai WNI karena mereka tiba negara tersebut ketika Indonesia belum merdeka.

Masalah kewarganegaraan ini muncul setelah Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat dikalahkan oleh Vietnam Utara pada 1975.

Perubahan situasi politik dan keamanan di Vietnam membuat keturunan Bawean di Ho Chi Minh merasa khawatir. Apalagi banyak juga dari mereka yang bekerja dengan AS.

Halaman:
Sumber ,Bobo
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com