Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sebulan, Arah Guguran Gunung Merapi Bergeser dari Kali Boyong ke Bebeng

Kompas.com - 13/08/2021, 20:45 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam sebulan ini terjadi pergeseran arah guguran kubah barat daya yang semula ke Kali Boyong menjadi ke Bebeng.

"Dari awal-awal dominannya itu adalah ke arah Kali Boyong, mulai 13 Juli sampai dengan 13 Agustus ini sekarang yang dominan ke (Kali) Bebeng. Jadi ini arah dominasi berubah ke Kali Bebeng," ujar Hanik Humaida dalam siaran informasi "Aktivitas Merapi Terkini" secara daring, Jumat (13/8/2021).

Hanik menyampaikan, di Gunung Merapi muncul dua kubah lava.

Posisi kubah lava ini berada di pinggir kawah, tepatnya sisi barat daya puncak Gunung Merapi, di atas lava 1997. Kemudian satu kubah lava lagi berada di tengah kawah.

Baca juga: Candi Borobudur hingga Mendut Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi

Saat ini, volume kubah lava yang ada di barat daya sebesar 1.832.000 m3 dengan laju rata-rata 13.000 m3/hari.

Sedangkan volume kubah lava yang berada di tengah kawah sebesar 2.808.000 m3 dengan laju rata-rata 18.000 m3/hari.

"Sampai sekarang masih juga terjadi (guguran) ke arah tenggara juga tetapi tidak seintens ke arah barat daya. Jadi kubah yang ada di barat daya lebih intens guguranya dibandingkan (kubah) yang ada di tengah," ungkapnya.

Dari data BPPTKG saat ini kejadian guguran di Gunung Merapi rata-rata 287 kali/hari dengan jarak luncur maksimal 2 km.

Sedangkan kejadian awan panas rata-rata 4 kali/hari dengan jarak luncur maksimal 3,5 km.

"Total awan panas sejak dari 1 Januari sampai dengan 12 Agustus 2021 sebanyak 373 kali itu baik arah barat daya maupun ke arah tenggara," tuturnya.

Baca juga: 12 Desa Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi, BPBD Magelang Bagikan Ribuan Masker

Pada minggu ini terjadi 28 kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 3.000 meter.

Guguran lava teramati sebanyak 252 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 1 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 500 meter.

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tegasnya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Tenggara-Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro, dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com