Seorang warga tersebut merupakan anak dari penerima KPM sebelumnya yang sudah meninggal tapi masih tercatat di data penerima desa tersebut.
“Penyaluran beras dari Kemensos sudah beres di desa kami terhadap KPM sesuai dengan tercantum di data. Sampai saat ini, dari jumlah keseluruhan belum ada komplain dari penerima tentang kualitas dan kuantitas beras tersebut. Ada yang mengeluh melalui pemberitaan oleh seorang warga dari jumlah total 1.982 KPM di wilayahnya, itu pun namanya tak masuk KPM, tapi atas nama ibunya yang sudah meninggal. Itu juga tak ada laporan ke kami, gak tahu datangnya dari siapa?” terang Nandang kepada wartawan.
Pihaknya pun kaget saat datang perwakilan Bulog langsung mengganti beras ke seorang warga tersebut, karena selama ini ke RT, RW dan pemerintah desa tak ada laporan sebelumnya.
Soalnya, ribuan penerima lainnya tak ada satupun yang komplain terkait pembagian bantuan beras standar Medium yang sama dengan seorang warga tersebut.
“Dengan pemberitaan yang miring itu, katanya ada seorang warga yang komplain sedangkan 1.982 penerima lainnya tak mempermasalahkan, padahal kualtas berasnya sama. Kenapa pemberitaan miring, karena tidak adanya koordinasi dengan pengurus di bawah. Bulog langsung mengganti ke seorang warga tersebut dengan beras kualitas sama dan tak komplain lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Ida Maelani (31), warga RW 02 Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku kalau beras bantuan berkualitas medium sama seperti sebelumnya tak ada masalah apa-apa.
Adapun beras bantuan tersebut sudah tahunan diterimanya selama ini dan tak ditemukan kualitas jelek seperti yang dikomplain oleh seorang warga tersebut.
“Alhamdulillah sudah diterima, tidak ada masalah. Kualitasnya sama seperti beras bantuan sebelumnya,” kata Ida.
Hal sama diungkapkan, Ade Juju (43), bahwa beras bantuan yang sudah diterima tersebut tak ada kendala apa-apa dan sudah dikonsumsi sehari-hari.
“Gak ada masalah apa-apa Pak. Justru kita bersyukur ada beras bantuan bisa meringankan kebutuhan sehari-hari dengan tidak membeli lagi ke warung,” kat dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.