Pantauan Kompas.com, aksi demo dimulai pada pukul 10.00 WIB mereka berbaris dengan jarak kurang lebih 1 meter.
Sebanyak tiga pocong diletakkan di depan gerbang kepatihan setelah itu salah satu demonstran menaburkan bunga dilanjut kegiatan tahlilan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan pihaknya menerima masukan yang disampaikan demonstran.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tegaskan Seluruh Tempat Wisata Tutup Selama PPKM Level 4
Namun Aji juga menjelaskan warga harus masuk ke dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
"Masukan itu jadi salah satu pertimbangan kita, berikutnya kalau ada program bantuan kita berembuk bersama pusat, provinsi, hingga desa. Yang paling penting adalah database harus masuk DTKS," kata dia.
Jika sudah masuk DTKS lanjut Aji, perlu diperhatikan apakah yang bersangkutan sudah masuk ke dalam bantuan lainnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan langsung tunai (BLT), bantuan upah, lalu bantuan di bidang lain.
"Bantuan sosial itu datanya harus masuk DTKS," imbuhnya.
Baca juga: Bantu Pelaku UMKM, Masjid Jogokariyan Yogyakarta Bagikan Voucher kepada Jemaahnya
Terkait penolakan bantuan pinjaman melalui koperasi, Aji menjelaskan bantuan itu diambil agar dapat berkelanjutan tidak hanya selesai saat satu kali diberikan kepada warga.
"Bantuan itu kan agar bisa mereka bisa bekerja dan berusaha, kalau kita beri bantuan dibagi dan habis kan habis. Kalau bantuan berupa modal kerja mereka bisa bekerja lagi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.