MADIUN, KOMPAS.com- Foto aksi tunggal seorang warga bernama Rusman Hadi Santoso (57) warga Desa Bedoho, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang melakukan unjuk rasa tunggal di Jalan Pahlawan Kota Madiun, Rabu (11/8/2021), viral di media sosial.
Rusman menjadi bahan pembicaraan warganet setelah foto aksinya diunggah di akun instagram medhioen.ae.
Hingga saat ini unggahan tersebut telah disukai 3.253 netizen.
Dalam aksinya mengenakan masker dan kacamata warna hitam. Rusman berdiri di depan patung orang memegang pecel sambil membentangkan poster.
“Saya korban PHK sepihak 15 tahun bekerja tanpa tali asih. Saya Juni 21 sudah vaksin 2X, tapi Juli 21 saya positif Covid (meski saya selalu patuh prokes 3M). Sekarang saya ingin bergabung jadi relawan Covid. Karena saya korban Covid-19 dan korban PHK sepihak. Dra Hj Khofifah, Bapak H. Achmad Dawami, Bapak H. Maidi. Tolong bantu saya (087817238832)," demikian tulisan dalam poster tersebut.
Baca juga: Perempuan Asal Pedalaman NTT Maju Jadi Calon Wali Kota Darwin Australia
Diberhentikan sebagai sopir taksi, harus hidupi 4 anak
Kepada Kompas.com, Rusman menceritakan alasan kenekatannya melakukan aksi tunggal di Jalan Pahlawan yang tak jauh dari Kantor Walikota Madiun.
Rupanya ayah empat anak itu sudah tidak kuasa lagi menahan kebuntuan hidup setelah diberhentikan sebagai sopir taksi di Surabaya sejak setahun yang lalu.
“Kemarin itu spontan. Selama pandemi ini saya betul-betul tidak ada kegiatan dan tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Rusman kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021) malam.
Rusman sudah berusaha mencari pekerjaan ke beberapa tempat. Namun, setali tiga uang, semuanya menolak Rusman dengan halus.
“Saya sudah cari ke mana-mana tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Rata-rata menolak secara halus. Ada yang bilang perusahaan tidak mampu menggaji saya karena pengalaman kerja saya yang sudah lama,” kata Rusman.
Baca juga: Kisah Yanuarius, Pensiunan Guru yang Memilih Jadi Petani Cabai, Raup Omzet Puluhan Juta
Di satu sisi, sebagai seorang suami, saat ini Rusman masih harus menafkahi istri dan empat anaknya. Empat anaknya pun masih sekolah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sehari melakukan aksi tunggal itu, Rusman sempat mendatangi RSUD dr. Soedono Madiun.
Pasalnya ia mendapatkan informasi, rumah sakit milik Pemprov Jatim itu membuka lowongan relawan covid untuk petugas pemulasaraan jenazah.
Ia memberanikan diri melamar menjadi relawan mengingat dirinya pernah terkena Covid-19 dan sudah mendapatkan dua kali vaksin.
Baca juga: Kisah Anis, Perawat di Madiun yang Meninggal Usai 3 Hari Berjuang Melawan Covid-19
2 kali terinfeksi Covid-19
Namun setelah dua kali divaksin, Rusman kembali terinfeksi covid-19. Ia diketahui positif Covid-19 saat mengantar istrinya melamar pekerjaan di sebuah perusahaan dekat Bandara Juanda.
Di tempat itu, salah satu syarat melamar pekerjaan harus melampirkan surat swab di rumah sakit. Setelah diswab istrinya dinyatakan positif Covid-19 sekitar 27 Juni 2021. Tak berapa lama kemudian, awal Juli Rusman juga kembali dinyatakan positif covid-19.
Rusman menduga, keduanya terinfeksi covid-19 saat menumpang bus untuk perjalanan dari Madiun ke Surabaya. Apalagi saat itu bus ramai penumpang.
Setelah istrinya positif, kata Rusman, mereka diarahkan untuk dirawat di rumah sakit di Surabaya. Namun saat itu kapasitas rumah sakit penuh.
Hingga akhirnya Rusman dan istrinya memutuskan pulang ke rumah. Sebelum tiba di Madiun, ia berkoordinasi dengan desa. Akhirnya ia bersama istrinya diisolasi di Balai Desa.
“Sebenarnya mau dibawa ke rumah sakit, namun saat itu rumah sakit di Madiun penuh,” kata Rusman.
Setelah menjalani isolasi dua minggu, Rusman dan istrinya dinyatakan sembuh.
Baca juga: Perempuan Asal Pedalaman NTT Maju Jadi Calon Wali Kota Darwin Australia
Istri berjualan kue, tak laku setelah positif Covid-19
Selama setahun menganggur, kebutuhan harian masih bisa ditopang dengan hasil jualan kue yang dibuat istrinya.
Namun semenjak istrinya pernah positif covid-19, kue jualan istrinya banyak tidak laku.
“Setelah istri saya kena positif banyak yang tidak mau membeli dan memesan kuenya lagi,” kata Rusman.
Rusman menuturkan dua jam pasca-aksi tunggalnya, ada dua perempuan datang meminta izin mengunggah foto aksinya di Jalan Pahlawan Kota Madiun.
Beberapa saat kemudian, dua perempuan memarkirkan mobil itu datang lagi membawa makanan.
Tak hanya itu, kemarin ia menerima tamu dari TNI, komunitas mahasiswa untuk sosial, hingga anggota Polsek Jiwan. Seluruhnya datang memberikan bantuan sosial sembako.
Hanya saja, sampai saat ini belum ada satu pun yang menawarkan pekerjaan bagi dirinya. Padahal Rusman masih harus menghidupi anak dan istrinya.
Untuk bertahan hidup selama setahun lebih, Rusman terpaksa harus menjual sepeda motor, televisinya.
“Harta sepeda motor dan televisi terpaksa saya jual untuk menutup kebutuhan sehari-hari,” tutur Rusman.
Selama pandemi, Rusman mengaku pernah mendapatkan bantuan sembako dan lauk pauk yang habis dalam beberapa hari saja.
Saat ini Rusman hanya bisa berharap kebaikkan hati pemerintah atau orang untuk memberikan pekerjaan pada dirinya.
Meski usianya sudah 57 tahun, Rusman sanggup melakukan kerja apapun. “Saya kerja apa pun bisa. Saya jadi tukang kebun dan cleaning service juga bisa. Apa pun saya bersedia," tutur dia.
Dimediasi
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun, Heru Kuncoro mengatakan, timnya sudah mendatangi Rusman untuk melakukan mediasi di Kantor Desa Doho, Kecamatan Jiwan, Kabupaten kemarin.
“Saya langsung perintahkan teman-teman mediator untuk menemui Pak Rusman. Pertemuan difasilitasi pemerintah Desa Doho,” kata Heru.
Saat bertemu dengan Rusman, jelas Herus, timnya mengumpulkan data kontrak kerja hingga BPJS Tenaga Kerja lantaran Rusman di-PHK setahun yang lalu.
Data-data yang terkumpul dikirim ke Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya untuk dicek apakah hak-hak yang bersangkutan pasca di PHK sudah diberikan.
Pasalnya, menurut informasi, Rusman tidak diberikan pesangon setelah PHK.
“Kalau yang bersangkutan belum menerima hak-haknya maka yang bersangkutan bisa mengadukan ke Dinas Nakertrans Surabaya,” kata Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.