Salah satu misi yang cukup menegangkan yang harus dijalani oleh Sugijanto adalah saat terbang menyusup ke kawasan udara Christmas Island, kawasan Australia di Lautan Pasifik untuk melakukan pemotretan pangkalan militer.
Di lokasi tersebut merupakan lapangan militer Inggris yang banyak diparkir pesawat udara militer mereka.
Sugijanto mengaku bukan hanya sekali memasuki kawasan Australia dengan TU-16 untuk misi intelijen.
Untuk misi intelijen di wilayah perbatasan ke Malaysia atau Australia pesawat TU-16 biasanya menggunaan formasi di mana ada pesawat yang berada di depan, samping dan di belakang.
Ia juga pernah menjalani misi psywar ke Austalia dengan menerjunkan peralatan militer seperti parasut, alat komunikasi dan makanan kaleng ke Alice Springs, Australia dan menyebarkan pamflet ke daerah Sandakan dan Kinabalu, Malaysia.
Meski mengaku kurang ingat betul peristiwa tersebut, Sugijanto mengaku jika menembus kawasan udara Australia selalu menggunakan ketingian maksimal untuk menghindari radar.
Selama menjadi bagian awak pesawat TU-16, berbagai peristiwa sempat dialami Sugijanto, seperti kecelakaan yang terjadi di lapangan terbang Juanda, di mana pada saat mendarat tiba-tiba pesawatnya kehilangan daya angkat sehingga pesawat menghentak bumi dan oleng.
Sejumlah tiang lampu yang berada di ujung landasan tertabrak sayap pesawat.
“Ada low pressure di situ, nabrak tiang lampu landasan. Ekornya rusak, sayapnya sobek, tapi masih bisa mendarat dengan selamat,” kenang dia.
Kebakaran ban pesawat juga pernah dialami TU-16 saat mendarat di Medan.
Baca juga: Kecelakaan di Tol Semarang-Solo, Ketua MUI Miftachul Akhyar Dirujuk ke RSI Jemursari Surabaya
Kebakaran disebabkan sistem pengereman ban pesawat bagian belakang kiri mengalami kemacetan sehingga menggerus landasan yang memicu kebakaran.
“Landasannya sampai tergerus seperti digali panjang kemudian rodanya terbakar. Kebakaran baru bisa di atasi setelah disemprot dengan foam,” kata dia.
Kemampuan terbang pesawat TU-16 sampai 12 kilometer di atas perairan menurut Sugijanto sangat menenangkan.
Meski terbang di tengah malam, karena posisi pesawat di atas awan, membuat sinar bulan cukup menerangi perjalan misi intelijen yang dilakukan.
Di dalam keheningan tersebut, Sugijanto mengaku sering teringat doa yang dia panjatkan ketika harus menembak musuh.
Jika menghadapi keadaan terburuk saat bertugas di dalam pesawat, Sugijanto mengaku memilih hancur bersama pesawat yang diawaki dibandingkan harus menggunakan kursi pelontar dan tertangkap.
“Saya berdoa semoga tembakan saya meleset karena rasa kemanusiaan. Tapi, tugas negara juga harus saya tunaikan,” ujar dia.
Karir Sugijanto kemudian berganti setelah sejumlah pesawat TU-16 rusak.
Sugijanto kemudian mendapat penugasan di Skadron 17 VIP dengan tugas membawa pejabat penting.
Sugijanto juga pernah ditempatkan di Skuadron 2 sebagai awak pesawat Dakota dengan tugas membantu peperangan di Timor Timur.