MAUMERE, KOMPAS.com - "Tidak ada kata pensiun untuk berkarya," demikian pedoman hidup dari Yanuarius (62), pensiunan guru asal Desa Koting B, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, NTT.
Yuven, sapaan akrabnya, menceritakan, sejak pensiun dari guru pada tahun 2010 lalu, dia memilih menghabiskan masa pensiunnya menjadi petani hortikultura.
Dirinya memilih bergelut dengan pertanian bukan hanya karena hobi, tetapi ingin menjadi bos atas diri sendiri.
Baca juga: Kenapa Cabai yang Ditanam Sendiri Tidak Pedas? Penyebab dan Solusinya
Tanam 1.000 cabai
Awalnya ia fokus menanam cabai besar varietas Pilar F1 dan Astina F1.
Tahap pertama, lanjutnya, ia menanam 1000 pohon cabai di atas lahan miliknya seluas 1/4 hektare di Wajongaur, Desa Koting-B.
Selain cabai, ia juga menanam buncis 3000 pohon, tomat, dan sayur.
Ia menuturkan, tanaman cabai itu dipanen tiga kali setahun.
“Setiap pohon menghasilkan 1 kilogram cabai dengan dengan harga Rp 30 ribu. Berarti hasil yang diperoleh setiap kali panen Rp 30 juta. Tambah hasil tomat dan sayur. Hasilnya luar biasa," ungkap Yuvens kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis pagi.
Baca juga: Jalan Trans Flores Ende-Maumere Tertutup Longsor, Aktivitas Lalu Lintas Terganggu