KOMPAS.com - Penyidik Polda Sumsel pun berangkat ke Jakarta untuk melakukan pemeriksaan terhadap P, anak Akidi Tio yang tinggal di Jakarta.
Pemeriksaan dilakukan terkait sumbangan Rp 2 triliun yang dijanjikan Heriyanti, anak bungsu dari Akidi Tio, kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri.
Kakak Heriyati menegaskan jika ia tak mengetahui tabungan Rp 2 triliun milik mendiang ayahnya.
Sementara itu di Jambi, Desta Venny Rahayu anggota Paskibra meninggal dunia karena pembuluh darah pecah. Diduga ia kelelahan saat latihan hingga ia jatuh sakit dan meninggal dunia.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:
Pemeriksaan dilakukan terkait sumbangan Rp 2 triliun yang dijanjikan Heriyanti, anak bungsu dari Akidi Tio, kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri untuk penanganan Covid-19.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan jika kakak Heriyanti berinisial P mengaku tidak mengetahui soal sumbangan Rp 2 triliun yang hendak diberikan oleh Heriyanti dalam penanganan Covid-19 di Sumsel.
Bahkan kakak kelima Heriyanti ini pun menegaskan tidak mengetahui adanya tabungan Rp 2 triliun dari mendiang almarhum ayahnya, Akidi Tio.
"Dia merasa tidak pernah dengar dan tidak pernah tahu bahwa orangtuanya memiliki uang sejumlah itu. Dia tahunya begitu," kata Supriad
Baca juga: Pengakuan Anak Akidi Tio di Jakarta Saat Diperiksa Polda Sumsel soal Sumbangan Rp 2 Triliun
Pecahnya pembuluh darah didiga karena Desta lelelahan dalam agenda pemusatan latihan pasukan pengibaran bendera (Paskibra).
"Kami keluarga sudah ikhlas atas kepergian Desta. Adik saya pergi setelah memberikan kebanggaan kepada orangtua dan gugur saat membela negara," kata Kakak Desta, Rangga Prasetya, melalui sambungan telepon, Rabu (11/8/2021).
Sebelum meninggal, Desta mengaluh pusing dan mual. Bahkan ia sempat dua kali pingsan sebelum dilarikan ke RS.
Baca juga: Desta, Anggota Paskibraka dari Jambi, Meninggal karena Pecah Pembuluh Darah
Pernyataan itu disampaikan P saat diperiksa oleh Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan di Jakarta, Senin (9/8/2021).
Polisi kemudian mencoba untuk meminta keterangan keempat anak Akidi Tio lainnya. Namun, batal dilakukan karena mereka semua terpapar Covid-19.
Baca juga: Diperiksa Polisi, Anak Akidi Tio Tak Tahu Ayahnya Punya Uang Rp 2 Triliun di Tabungan
Judi tersebut dilakukan di Jalan Pattunuang Dg Hayo, Kelurahan Boros, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Selasa (10/8/2021).
Supriady menjelaskan, aksinya itu dilakukan setelah polisi menerima banyak keluhan dari warga sekitar lokasi perjudian.
"Sengaja saya pake biasa sama helm ojol, supaya tidak dicurigai saat mendekati lokasi," kata Kompol Edy sapaan Supriady Idrus, dilansir dari Tribuntimur.com.
Setelah tiba di lokasi, Edy segera melepaskan tembakan peringatan. Akibatnya, para terduga perjudian kocar-kacir kabur.
Baca juga: Menyamar Jadi Ojol, Kapolsek di Makassar Buat Pelaku Judi Sabung Ayam Kalang Kabut
Kepada wartawan Dennys mengaku telah meminjam uang kepada korban RM sebanyak 40 kali dengan total Rp 690 juta rupiah.
Uang tersebut menurut Dennys, dipinjam untuk proyek pengerjaan pembuatan pembatas jalan tol Indralaya-Prabumulih yang saat ini sedang dalam pengerjaan.
Namun faktanya, uang tersebut digunakannya untuk melakukan trading forex di internet dan judi online. Selain itu sebagian digunakan untuk membeli sepeda listrik dan menginap di hotel bersama pacarnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Suwandi, Amriza Nursatria | Editor : Candra Setia Budi, Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabrata, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.