Sebab, dengan tren kasus yang terus meningkat, perlu ada sistem penanganan untuk kampung.
"Jauh sebelumnya sudah kami petakan. Jadi seminggu sebelum PPKM itu kami di RT melihat gejala Covid-19 maksud kami gejala tren angka peningkatan Covid-19 itu terus naik gitu ya. Kami agak khawatir kalau kami enggak punya sistem penanganan di kampung," urainya.
Berangkat dari situlah, kemudian digalang donasi untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD).
Donasi tersebut juga digunakan untuk membantu warga yang membutuhkan.
"Nah ketika ada warga yang secara finansial tidak menguntungkan ya donasi Covid-19 itu bisa digunakan untuk sekadar melakukan swab, ada yang kemarin untuk swab aja nggak ada dana. Akhirnya kita keluarin dari dana donasi itu," ucapnya.
RT juga memetakan potensi warga yang ada. Misalnya, ada warga yang latar belakangnya relawan, kemudian ada yang tenaga kesehatan.
Sehingga potensi yang ada tersebut bisa dimaksimalkan untuk membantu sesama warga.
Gerakan warga bantu warga ini juga bergerak mencari oksigen untuk warga isoman yang membutuhkan.
Selain itu, dengan menggunakan APD juga membantu memasangkan oksigen.
"Ya misalnya saya yang nggak punya background kesehatan gitu ya, karena nakes banyaknya pasien ya akhirnya kami secara berkala juga melakukan pengecekan rutin kepada warga isoman. Baik sekadar saturasi, kemudian distribusi oksigen, ketika mereka membutuhkan," ujarnya.
"Nah itu sebuah panggilan untuk itu. Karena katakanlah tidak semua warga berani masuk ke rumah menggunakan APD lengkap lalu mengecek saturasi, belum lagi nanti memasangkannya, memasang oksigen. Itu kan kalau ngga panggilan hati ya udah takut duluan," ujarnya.
Upaya tersebut dilakukan agar warga isoman tidak kebingungan ketika membutuhkan oksigen.
Harapannya, dengan ketersediaan oksigen dan pengecekan berkala, bisa menekan angka kematian isoman yang ada di kampung.
"Memang cukup membantu, harapan kami bisa menekan angka kematian di kampung kami. Jadi ada yang positif dan komorbid lalu saturasinya turun, untungnya oksigen kami sudah siap gitu ya. kita cek ternyata saturasi terus tidak membaik kita larikan ke rumah sakit," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.