BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang polisi muda, Bripda DH, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh para seniornya di Institusi Polri.
Kuasa hukum korban, Hotma Agus Sihombing mengatakan, selain mengalami luka dalam akibat pukulan di bagian perut, kliennya juga mengalami gangguan psikis.
Bahkan, setiap ada yang menyebut Polda Jawa Barat, Bripda DH menunjukkan reaksi yang diduga akibat trauma.
Baca juga: Polisi Muda Diduga Dikeroyok Seniornya hingga Organ Lever Terbelah, Ini Kata Keluarga
"Setiap kami tanyakan kepada korban berkaitan dengan kantornya di Polda Jawa Barat, dia selalu menjerit, trauma," kata Agus kepada wartawan di Bandung, Selasa (10/8/2021).
Selain itu, menurut Agus, setiap malam Bripda DH kerap mengigau lantaran teringat kembali mengenai penganiayaan yang didapatnya.
"Malamnya sering mengigau. Dia juga bilang tidak mau datang lagi ke Polda Jabar. Mendengar kata Polda Jabar saja sudah menjerit akibat penderitaan yang dialami. Korban belum siap kembali ke Polda Jabar," tutur Agus.
Agus belum bisa menjawab apakah kliennya akan kembali bertugas sebagai polisi di Polda Jabar.
"Kita lihat ke depan, karena kesehatan dan keselamatan jiwa pasti akan kami pertimbangkan. Kami tidak mau masa depan klien kami terancam," kata dia.
BS yang merupakan paman dari Bripda DH mengatakan, yang diutamakan saat ini adalah kesembuhan keponakannya, baik secara fisik maupun psikologis.
"Prioritas keluarga adalah penyembuhan. Setelah itu kami berpikir kembali," kata BS.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago membenarkan bahwa ada laporan terkait kasus dugaan pemukulan dan pengeroyokan yang menimpa Bripda DH.
Menurut dia, kasus tersebut telah ditangani Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jabar dan sudah masuk ke tahap penyelidikan.
"Propam sudah bergerak dan bekerja. Jadi sekarang sedang berupaya mengusut tuntas kejadian kemarin itu. Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan terkait kejadian ini," kata Erdi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.