Sebab, saat ini sangat rawan terjadi penyelewengan bantuan sosial karena banyaknya bantuan yang diberikan kepada masyarakat.
Ada 8 macam bantuan yang diberikan kepada masyarakat, di antaranya bantuan melalui PKH, PKH Plus, bantuan simpati lansia dan bantuan paket isolasi mandiri.
Baca juga: Kata Polisi soal Tindakan Kades di Sumenep yang Bentak Kapolsek: Kasar dan Tidak Sopan
"Apa yang menjadi keberatan Dinsos sehingga mereka menutup diri untuk membeberkan data kepada DPRD," ungkap Wahyudi.
Kepala Disos Pamekasan Moh Tarsun saat dikonfirmasi membenarkan jika dirinya sempat emosi saat rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Pamekasan.
Tarsun tidak bisa menahan amarahnya karena penjelasan yang disampaikannya, tidak bisa dipahami dengan baik oleh dewan.
Data yang disampaikan Dinkes dengan Dinsos, tidak akan pernah sama jumlahnya.
Sebab, data yang disampaikan Dinkes sifatnya update setiap hari. Sedangkan di Dinsos akumulatif.
"Kami menyediakan paket bantuan itu akumulatif sebanyak 250 orang. Data dari Dinkes berdasarkan jumlah warga yang isoman setiap hari. Jadi, ketika data di Dinkes ada 140 orang yang isoman, maka ada tersisa paket 110 paket. Sisa itu kami simpan di gudang, tidak diberikan ke siapa-siapa," terang Tarsun.
Baca juga: Kades Bentak Kapolsek yang Tegur Acara Pernikahan: Tembak Saya, Mana Ada Corona
Tarsun menambahkan, data Dinkes setiap hari bisa berkurang atau bisa bertambah.
Data bisa berkurang ketika ada warga yang sudah selesai menjalani isolasi mandiri.
Data bisa bertambah ketika ada warga yang baru menjalani isolasi mandiri.
"Orang yang sudah selesai isoman, tidak lagi kebagian bantuan paket. Tapi datanya masih belum dicoret. Sedangkan di Dinsos, yang sudah isoman langsung dihapus. Maka tidak akan pernah sama data Dinsos dan Dinkes," ungkap Tarsun.
Kondisi saat ini, kata Tarsun, dari 250 paket bantuan itu sudah hampir habis. Dinsos akan mengajukan tambahan anggaran.
Masing-masing paket, anggarannya Rp 278.000, terdiri dari obat-obatan, vitamin dan Sembako.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.