Seiring perjalanannya, kiprah perempuan kelahiran Surabaya, 24 September 1977, ini semakin melejit dalam dunia perwasitan.
Namun begitu, dia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.
Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya sebagai wasit, juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar.
Dia pun mengaku anak-anak didiknya di sekolah selalu dilatih agar selalu disiplin, percaya diri, dan pantang menyerah. Menurut dia, itu yang menjadi poin penting dalam meraih kesuksesan.
"Ternyata itu betul-betul terjadi, ketika kita menerapkan tiga hal itu akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya, saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin," kata Lia.
Baca juga: Kisah Ketua RT di Surabaya yang Bekerja Keras Memutus Penyebaran Covid-19 di Wilayahnya...
"Kalau kamu pengin berhasil, Nak, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi, keberanian yang kita butuhkan. Nah, bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu wani (berani) berbicara Inggris," tutur Lia.
Dengan begitu, dia berharap generasi penerus bangsa, khususnya arek-arek Suroboyo, semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-cita.
Dengan pencapaiannya saat ini, ibu dua anak ini berterima kasih kepada semua pihak atas kesempatan yang sudah diberikan, termasuk pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
"Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak. Sekali lagi, matur nuwun," kata Lia.