Banyak hoaks, sejumlah bansos di Pakuniran ditunda
Sementara, Kepala Dinas Sosial Achmad Arif mengatakan, penyaluran bansos terus berlangsung di desa, kelurahan hingga kecamatan.
Warga memang diminta bukti vaksinasi untuk mencairkan bansos.
Arif tak menemukan kendala berarti dalam penyaluran tersebut, hanya saja banyak hoaks terkait vaksinasi.
Tak sedikit warga termakan hoaks bahwa vaksin bisa membuat orang mati sehingga enggan divaksin.
"Di Kecamatan Pakuniran bansos sejumlah warga ditunda sementara karena belum divaksin. Pihak desa dan kecamatan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai vaksinasi," tukas Arif.
Baca juga: Siap-siap, Masuk Kawasan Malioboro Bakal Diminta Tunjukkan Sertifikat Vaksin
Vaksinasi Kecamatan Pajarakan tertinggi
Dari 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, vaksinasi tertinggi di Kecamatan Pajarakan. Capaiannya sebanyak 50,6 % dosis I, dan 14,3 % dosis II.
Camat Pajarakan Rachmad Hidayanto menerangkan, pihaknya tidak punya trik khusus, namun hanya mengikuti arahan dan instruksi Bupati Probolinggo dalam upaya menjaring dan mengedukasi warga agar mau mengikuti vaksin gratis.
Caranya, dengan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan segenap komponen masyarakat, baik lembaga pemerintah, kepala desa beserta Satgas Covid-19.
Pihaknya juga menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat memberikan edukasi pentingnya mengikuti vaksin. Tim Penggerak PKK juga dilibatkan.
Baca juga: Kisah Eru, Meraup Omzet Rp 2 Juta Per Hari dari Bisnis Cetak Sertifikat Vaksin Seukuran KTP
"Selain itu, berdasarkan PP 14/2021, kita mendorong keterlibatan dari pendamping PKH/TKSK maupun pendamping desa, guna mendorong serta mengupayakan penerima manfaat bansos untuk tervaksin sebagai salah satu syarat menerima bansos dari pemerintah. PP No.14/2021dikuatkan juga dengan Instruksi Bupati No. 4/2021 tentang optimalisasi capaian vaksin bagi masyarakat," terang Rachmad.
Rachmad menambahkan, pihaknya tidak pernah berpikir target capaian, tetapi berupaya secara bersama-sama supaya warga bisa tervaksin sesuai harapan pemerintah.
Sedangkan pelaksanaan vaksinasi di Pajarakan dilakukan dengan bergerak ke desa-desa dengan jadwal bergiliran, sesuai kesepakatan dengan pemerintah desa.
Vaksinasi bertempat di puskesmas Pajarakan sehingga warga langsung dilayani.
Untuk lembaga sekolah dan pondok pesantren, tim Puskemas mendatangi lembaga tersebut.
"Penolakan dan kendala di lapangan pasti ada, bahkan banyak. Namun dengan kesabaran dalam memberikan edukasi serta pemahaman, Alhamdulillah warga bisa dan bersedia. Keterlibatan seluruh stakeholder mempermudah kinerja tim puskesmas dalam upaya menjaring warga untuk vaksinasi. Edukasi memang harus dilakukan terus menerus," ujar Rachmad.
Rachmad mengaku sering menyamar, turun ke desa tanpa berpakaian dinas. Duduk nimbrung di warung-warung dan memperngaruhi cara pandang warga tentang vaksin.
"Cara ini bisa jadi memberikan efek juga," pungkas Rachmad.
Baca juga: Jokowi: Stok Vaksin Jangan Dibiarkan Lebih dari 2 Hari, Langsung Suntikkan ke Warga