KOMPAS.com - Nenek Sumarmi, penjual ubi di Pasar Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur segera lari dari lapaknya keluar pasar setelah memastikan uang yang diterimanya dari pembeli adalah palsu.
Dia mencari wanita yang datang ke lapaknya bersama anak kecil untuk membeli ubi 2 kilogram, Jumat (6/8/2021).
Namun sayangnya pembeli yang menyerahkan uang palsu nominal Rp 100.000 itu sudah tidak bisa lagi ditemukan.
Sumarmi hanya bisa tertunduk lesu karenanya. Bahkan keesokan harinya dia tidak terlihat berjualan di pasar.
"Mak' e hari ini enggak jualan. Lapaknya kosong," ujar Enik Endiati, seorang rekan sesama pedagang, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/8/2021).
"Mak'e (Sumarmi) pasti masih sedih dengan kejadian kemarin," kata Enik menduga.
Baca juga: Sumarmi, Nenek Penjual Ubi yang Tertipu Uang Palsu Rp 100.000, Tidak Terlihat Berjualan
Rugi dobel
Sumarmi tak sekadar rugi dari penjualan ubi dua kilogram itu.
Namun dia juga semakin merugi karena memberikan uang kembalian sebanyak Rp 90.000 kepada pelaku.
Mungkin kehilangan uang Rp 100.000 bagi sebagian orang tidak berdampak besar.
Tapi tentu berbeda dengan Sumarmi, seorang pedagang kecil yang menyambung hidup dengan berjualan umbi-umbian.
"Kok, ya, ada orang tega kayak begitu," lanjut Enik.
Baca juga: Nenek Penjual Ubi Tertunduk Lesu Setelah Dapat Uang Rp 100.000 Palsu
Kejadian bermula saat pelaku membeli ubi di tempat Sumarmi.
Setelah menerima uang, Sumarmi merasa ada yang aneh dengan uang yang dia terima hingga menanyakan kepada pedagang lain.
"Setelah kami lihat, uang itu benar-benar palsu. Mak e (Sumarmi) langsung lemes," ujar Enik.
Uang palsu itu secara fisik sudah terlihat aneh. Dan ternyata uang itu adalah dua cetakan kertas yang dilem
"Pas dibelah, di dalamnya ada potongan gambar pahlawan," lanjutnya.
Baca juga: Peluh Para Pahlawan Olimpiade Tokyo 2020
Menurutnya, pembelinya pergi menggunakan sepeda motor.
"Pembelinya itu naik motor," lanjut Enik.
Enik mengaku tidak mengetahui kabar terbaru Sumarmi, sebab dia tidak begitu mengenalnya.
Pedagang baju tersebut hanya tahu Sumarmi berasal dari Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
"Bahkan nama aslinya juga baru tahu kemarin. Biasanya saya hanya memanggilnya mak e saja," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Polsek Mojo Ajun Komisaris Priyono mengaku baru mengetahui adanya peristiwa itu. Dia mengatakan akan menindaklanjutinya.
"Coba kami tindak lanjutinya," ujar AKP Priyono, saat dihubungi, Sabtu (7/8/2021).
(KOMPAS.COM/M Agus Fauzul Hakim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.