Enik menuturkan, secara fisik uang tersebut memang sudah cukup berbeda dengan uang asli.
Bahannya berupa dua lembaran kertas yang dicetak lalu digabungkan menjadi satu.
"Pas dibelah, di dalamnya ada potongan gambar pahlawan," lanjutnya.
Enik menambahkan, saat itu Sumarmi sempat berlari ke luar lapak untuk mencari pembeli yang telah menipunya.
Baca juga: Jual 8 Itik Miliknya, Mbah Mardi Dibayar Uang Palsu Rp 400.000, Ini Ceritanya
Namun upayanya itu tanpa hasil karena sosok pelakunya yakni seorang ibu paruh baya yang membawa serta anak kecil, sudah menghilang tanpa jejak.
"Pembelinya itu naik motor," lanjut Enik.
Enik sendiri tidak tahu pasti alamat lengkap Sumarmi.
Perempuan yang berdagang baju ini hanya tahu Sumarmi berasal dari Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
"Bahkan nama aslinya juga baru tahu kemarin. Biasanya saya hanya memanggilnya mak e saja," ujarnya.
Menurut Enik, apa yang menimpa Sumarmi itu tentu sungguh berat. Sumarmi hanyalah pedagang kecil yang tetap mencoba bertahan di masa sulit ini.
Baca juga: Pengedar Uang Palsu Tipu Lansia Penjual Itik di Pasar Kliwon Kulon Progo
Bahkan di pasar itu Sumarmi tidak punya lapak tetap. Dia hanya memanfaatkan teras toko atau lapak orang lain yang kosong untuk sekadar dipakai menjajakan umbi-umbian dagangannya.
Berangkat dari peristiwa itu, Enik lantas membagikan kisahnya ke sebuah grup Facebook bernama Warga Kecamatan Mojo.
Dengan harapan, semakin banyak masyarakat yang waspada dan tidak terjerumus hal yang sama. Selain itu juga untuk mempersempit para pelaku peredaran uang palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.