Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dosen Selama Pandemi, Pagi Mengajar Mahasiswa, Malamnya Lanjut Cek Sampel Covid-19

Kompas.com - 06/08/2021, 19:09 WIB
Citra Indriani,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

 

Keterbatasan SDM

Khusus untuk hasil tracing di lingkungan kampus, rumah sakit hingga puskesmas, Dedi memastikan semuanya gratis.

Hanya saja, pegawainya harus bekerja lebih karena keterbatasan SDM.

"Kita gratiskan semua hasil tracing yang direkomendasikan Satgas Fakultas. Untuk SDM, memang salah satu kendala yang kita alami. Jadi, sekarang petugas lab kita, pagi ngambil swab dan siang berganti peran jadi ekstraksi. Kalau di tempat lain lain itu yang ambil swab dan ekstraksi itu beda. Mengabdi tanpa batas," tutur Dedi.

Kepala Laboratorium Lontar Fakultas Kedokteran UR, Dr dr Maya Savira menilai, keberadaan laboratorium Lontar sebagai kontribusi kampus dalam penanganan Covid-19.

"Bisa dikatakan ini sumbangsih kami dari Universitas Riau terhadap penanggulangan pandemi di Riau. Ini adalah panggilan jiwa, karena kami ingin berkontribusi dalam penanganan Covid-19," kata Maya.

Dalam perkembangannya, lanjut dia, pihak kampus diminta membantu ikut memeriksa sampel di Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Kampus UR.

Tercatat dalam sehari, pemeriksaan sampel tersebut dibantu oleh 17 orang pegawai.

"Kami diminta membantu dari Puskesmas dan RS UR. Sehari itu ada 180 sampai 200 spesimen kami periksa," sebut Maya.

Selain fokus di laboratorium Lontar, tambah dia, pegawai dan penelitinya terlibat di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau di Pekanbaru.

Di mana saat ini ada 13 laboratorium PCR di Riau, termasuk laboratorium Lontar.

"SDM di sini sebagian ke RSUD Arifin Achmad, karena tim ahli di RSUD juga dari kita. Riau ada 13 laboratorium dan laboratorium Lontar salah satunya," kata Maya.

Dia mengatakan, jika bisanya kerja jam delapan pagi sampai jam tiga sore, sekarang bertambah sampai malam. Pasalnya, sampel Covid-19 yang masuk cukup banyak.

"Kami kerja sampai jam sembilan malam," cerita Maya.

Pihaknya mengaku, memang tidak bisa melakukan pengecekan sampel setiap hari.

"Kita enggak bisa full time seperti relawan yang direkrut. Paling kita dua kali seminggu (cek sampel Covid-19). Kalau kami kan dosen harus ngajar, harus meneliti, belum lagi administrasi yang mesti dikerjakan. Rata-rata peneliti di sini punya jabatan struktural," tutur Maya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com