Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Emas di Gunung Botak Pulau Buru

Kompas.com - 06/08/2021, 10:30 WIB
Rachmawati

Editor

Ia mengaku setiap masuk pos penjagaan wajim membayar upeti Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per orang. Terkadang penagihan dilakukan per bulan dengan total Rp 350.000.

Sementara itu sejak kawasan tambang tersebut ada sejak 2011, praktik prostitusi pun mulai berjalan.

Tidak tahu siapa yang mendatangkan para penjaja seks komersial (PSK) ini ke kawasan tersebut. Namun faktanya, banyak di antara PSK yang datang ke Gunung Botak umumnya masih di bawah umur.

Salah seorang PSK yang ditemui di jalur D kawasan Gunung Botak mengaku tuntutan hidup menjadi alasan mengapa dia nekat datang ke Pulau Buru.

Baca juga: Ditemukan, Tempat Pijat dan Karaoke Usai Penambang Liar Tinggalkan Gunung Botak

”Saya diajak oleh teman untuk datang ke sini, karena waktu itu dia bilang banyak pekerjaan yang bisa menghasilkan uang di sini,” kata wanita berinisial WS itu kepada Kompas.com tahun 2015 lalu.

Ia bercerita tiba di kawasan tersebut pada tahun 2012 dan menyewa kamar bersama rekannya. Karena tak memiliki keahlian, WS pun memilih jalan pintas menjadi PSK untuk bertahan hidup.

Sehari, ia melayani hingga 10 pria dan setiap kencan, tamu harus membayar Rp 500.000 hingga Rp 750.000.

Baca juga: Cerita Para Pekerja Seks yang Kini Banting Harga di Kawasan Gunung Botak

Satu keluarga penambang bersama seorang bocah meninggalkan kawasan tambang Gunung Botak Minggu (15/11/2015). setelah tenda tempat tinggal mereka di kawasan itu dibakar aparatKONTRIBUTOR KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTYs Satu keluarga penambang bersama seorang bocah meninggalkan kawasan tambang Gunung Botak Minggu (15/11/2015). setelah tenda tempat tinggal mereka di kawasan itu dibakar aparat
Setelah Gunung Botak resmi ditutup, WS dan teman-temannya harus gigit jari karena pekerjaan mereka sebagai PSK terancam tak berjalan lagi seperti biasa.

”Mau bagaimana lagi? Ya terpaksa pulang saja dulu,” kata dia.

Seperti cerita yang berulang. Pada tahun 2017, ribuan penambang ilegal kembali masuk ke Gunung Botak, Pulau Buru.

“Sudah banyak penambang di gunung Botak saat ini, jumahnya lebih dari 2.000 orang, tapi bagusnya tanyakan langsung saja kepada Kepala Dinas,” kata salah seorang pejabat di Dinas ESDM Kabupaten Buru yang engan menyebutkan identitasnya saat dihubungi dari Ambon, Kamis (12/1/2017).

Baca juga: Ratusan Kios Milik Penambang di Gunung Botak Juga Dibakar

Dia mengaku, kondisi di Gunung Botak sudah sama seperti beberapa tahun lalu sebelum aparat keamanan menutup lokasi tersebut.

”Keadaan saat ini sama seperti beberapa tahun lalu sebelum ditutup, jadi ramai sekali dengan aktivitas penambangan, tenda-tenda juga terus dibangun,” katanya.

Bertahun-tahun berlalu, konflik di Gunung Botak belum juga menemukan kata akhir.

Pada tahun 2019, arel tambang milik perusahaan pengolahan emas ditutup oleh Bareskrim Mabes Polri. Termasuk juga menangkap penyalur sianida di Gunung Botak.

Baca juga: Tak Ingin Temuan Emas di Tamilow Seperti Gunung Botak, Warga Tolak Kunjungan Orang Luar

Aparat Polsek Waeapo, Polres Pulau Buru, Maluku memusnahkan puluhan bak rendaman saat menyisir kawasan tambang emas Gunung Botak, Selasa (3/8/2021)HUMAS POLDA MALUKU Aparat Polsek Waeapo, Polres Pulau Buru, Maluku memusnahkan puluhan bak rendaman saat menyisir kawasan tambang emas Gunung Botak, Selasa (3/8/2021)
Terakhir pada Senin (24/5/2021), polisi mengamankan 19 penambang emas ilegal di kawasan tambang emas gunung botak.

Penertiban kawasan Gunung Botak kembali dilakukan setelah para penambang ilegal kembali memasuki kawasan itu.

“Saat penertiban dilakukan, ada sebanyak 19 penambang ilegal yang berhasil ditangkap,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat kepada Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Ia mengatakan belasan penambang ilegal itu ditangkap karena kedapatan menggunakan bahan kimia berupa sianida dan merkuri untuk mengeruk emas di Gunung Botak.

Baca juga: Kapolda Pimpin Personel Gabungan Tutup Tambang Ilegal Gunung Botak

Dalam operasi penertiban itu, polisi membakar tenda yang didirikan para penambang. Sejumlah peralatan yang dipakai para penambang ilegal juga dibakar.

Roem mengatakan masalah Gunung Botak tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat kepolisian tetapi juga semua pihak termasuk pemerintah daerah.

Menurutnya, persoalan yang terjadi di Gunung Botak tidak hanya terkait keamaan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), tetapi yang paling utama persoalan lingkungan dan sosial ekonomi yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor : Farid Assifa, Dheri Agriesta), BBC Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com