KEDIRI, KOMPAS.com- Pemkot Kediri, Jawa Timur mengaku berutang budi kepada almarhum Digma Marchya Agatha (23) maupun para relawan lainnya yang masih berjuang dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya.
Bahkan mahasiswa semester 6 Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kota Kediri itu harus mengorbankan nyawa saat menjalankan tugasnya sebagai relawan swab.
Digma dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (4/8/2021).
Pemkot Kediri menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian salah satu relawan yang berjuang di garis depan itu.
Duduki peringkat 1 tracing se-Jawa Timur
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, peranan para relawan seperti Digma sangat signifikan dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.
Keberadaan mereka telah mampu meningkatkan persentase tracing dan tes swab bagi kontak erat pasien Covid-19 di Kota Kediri.
"Faktanya Kota Kediri menduduki peringkat 1 se-Jawa Timur versi aplikasi Silacak," ujar Abdullah Abu Bakar dalam keterangan pers Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Kediri, Kamis (5/8/2021).
Menurutnya, jika tidak ada relawan-relawan seperti almarhum Digma yang mempertaruhkan nyawa di garda terdepan, Kota Kediri mungkin tidak akan mencapai skor 1:6,09.
"Skor itu mempunyai arti setiap satu orang dinyatakan covid-19, kami bisa melacak hingga rata-rata 6 kontak erat," Abdullah menambahkan.
Baca juga: Penuturan Nenek 2 Bocah Penghuni Panti Asuhan yang Diduga Dianiaya: Kami Orang Kecil, Kok Tega