Jumlah warga sangat banyak
Peristiwa bermula saat warga yang berjumlah cukup banyak datang ke RS Masohi dan mengamuk, Kamis (5/8/2021).
Anggota TNI dan Polri sebenarnya juga berjaga di rumah sakit, namun perebutan paksa jenazah tak terhindarkan karena banyaknya jumlah warga.
“Jumlah mereka sangat banyak sekali dan tidak bisa dicegat saat itu. Jadi setelah itu mereka membawa jenazah (yang positif Covid-19) ke Desa Rutah,” kata Abua.
“Itu yang kita sesalkan dari kejadian ini. Aparat juga tidak bisa menghalau karena jumlah mereka yang sangat banyak,” katanya.
Baca juga: Pendiri Sekolah SPI di Batu Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual, Terancam 15 Tahun Penjara
Belum sadar bahaya corona
Bupati Abua mengatakan, pengambilan paksa jenazah Covid-19 yang terjadi berulang kali ini menjadi bukti warga belum menyadari bahaya penyebaran Covid-19.
Sebab sebelumnya, pada Selasa (27/7/2021) lalu, sejumlah warga juga mengambil jenazah Covid-19 dari RSUD Masohi dan membawanya ke Kecamatan TNS, Maluku Tengah.
“Ini kan masalah serius yang sangat disayangkan terjadi, karena mereka tidak menerapkan protokol kesehatan dan mengambil paksa jenazah yang nyata-nyata positif corona,” katanya.
(KOMPAS.COM/Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.