Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Potong BST Rp 300.000, Alasan Kades: Data Kemensos Carut Marut, Bantuan Tak Tepat Sasaran

Kompas.com - 05/08/2021, 20:45 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Kepala Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang Yani Utari Indrayani angkat bicara soal pemotongan dana bantuan sosial tunai (BST) sebesar Rp 300.000.

Yani mengatakan, pemotongan atau pengalihan BST didasari rasa keprihatinan atas banyaknya warga yang terpapar Covid-19.

Ia dan perangkat desa mengaku sadar bahwa pemotongan itu jadi tanggungjawabnya.

Ia beralasan, anggaran PPKM tahun 2021 yang bersumber dari dana desa tak ada.

Baca juga: Tangis Haru Pedagang Ayam Penyet, Dagangannya Diborong Anak-anak Muda, lalu Dibagikan Gratis ke Warga

 

Dana tersebut sudah dicairkan pada periode kepala desa sebelumnya.

Yani menyebut tidak ada serah terima pertanggungjawaban soal dana tersebut saat ia menjabat sebagai kepala desa. 

"Sementara warga yang terpapar Covid-19 dan sedang isolasi mandiri serta terdampak Covid-19 seharusnya mendapat bantuan biaya," kata Yani melalui pesan singkat, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Aksi Kades Bagi Bansos Door-to-door, Pastikan Tepat Sasaran dan Tak Dipotong

Yani mengungkapkan, BST tidak semua tepat sasaran. Misalnya ada warga yang sudah meninggal dan pindah masih tercatat sebagai penerima.

Ada juga bukan warga Desa Pasirtalaga yang menerima bantuan.

"Data BST dari kemensos carut marut dan tumpang tindih. Orang yang sama atau keluarga yang sama mendapatkan beberapa bantuan," kata dia.

Baca juga: Bansos Tunai Warga Tapos Depok Dipotong Rp 150.000 untuk yang Tak Dapat dan buat Agustusan

Kades mengaku sudah coba ubah data penerima BST, tapi ...

Ia menyebut telah berkomunikasi dengan pihak kantor pos dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) untuk memperbaharui data penerima BST.

Namun, pihaknya tidak diberi kewenangan. Jika pun bisa diubah, kata dia, waktunya sangat lama, sedangkan warga terdampak pandemi virus corona belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Psikolog Mabes Polri Turun Tangan Periksa Kejiwaan Anak Bungsu Akidi Tio

Karena itu, kata Yani, pihaknya berpikir bagaimana cara membantu masyarakat yang terpapar Covid-19 dan yang melaksanakan isolasi mandiri.

"Maka muncul ide untuk menawarkan kepada warga yang menerima BST ke 5-6 untuk berbagi kepada warga yang terpapar covid-19 dan yang terdampak yang pernah menerima bantuan dari pemerintah," kata Yani.

Baca juga: Korban Gendam Bermodus Bansos, Nenek di Gunungkidul Kehilangan Cincin Rp 2 Juta

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com