Usaha tahu di lingkungan Tinalan itu menurutnya telah dimulai sejak tahun 1958 silam. Mulanya dilakukan oleh Markam, leluhur mereka.
"Lalu pada tahun 2019 kemarin dikembangkan menjadi wisata edukasi," ungkap dia.
Sebagai wahana edukasi, Kampung tersebut cukup berkembang.
Para pengunjung yang datang tidak hanya bisa berbelanja tahu maupun produk lainnya, tetapi juga bisa melihat proses pengolahan pada produksi tahu tersebut.
Saat itu, banyak rombongan wisatawan yang transit di Kediri memanfaatkan wisata edukasi itu.
Bahkan, banyak juga rombongan dari pelajar sekolah-sekolah yang datang untuk belajar pengolahan tahu.
Kemauan dan segala daya upaya para perajin tahu agar tetap bisa bertahan itu memang layak diapresiasi.
Sebab, keberadaan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) tersebut adalah termasuk penyokong utama ekonomi daerah.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat, peranan UMKM terhadap ekonomi Jawa Timur cukup tinggi.
Kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto Jatim pada tahun 2020 mencapai 57,25 persen, di mana sumbangsih terbesarnya dari sektor industri pengolahan.
"Kontribusi terbesar nilai tambah KUKM dari sektor industri pengolahan yang mencapai 28 persen," ujar Tiat Surtiarti Suwardi, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur dalam pembekalan jurnalis peserta program kemitraan Otoritas Jasa Keuangan Kediri secara daring, 25 Mei 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.