MADIUN, KOMPAS.com – Dua pucuk pimpinan perguruan pencak silat di Kota Madiun menyepakati tidak ada kegiatan kerumunan tradisi dan budaya berupa Suroan dan Suran Agung selama bulan Sura atau Muharam.
Kesepakatan itu dituangkan dalam maklumat yang ditandatangani Ketua PSHT Pusat Madiun, Murdjoko dan Ketua PSHW Tunas Muda, Agus Wiyono Santoso pada Rakor Kesiapan Ops Aman Suro 2021 di Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun, Rabu (4/8/2021).
Dua ketua perguruan pencak silat yang memiliki jutaan anggota itu sepakat untuk meniadakan semua kegiatan yang berpotensi kerumunan saat Sura nanti untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Kata Polisi soal Foto Viral Kerumunan Pendaftaran Vaksinasi di Mapolresta Banyumas
Apalagi saat ini masih diberlakukan di Kota Madiun diberlakukan PPKM level 4.
Biasanya, setiap tahun saat bulan Sura, ribuan pesilat dari berbagai daerah membanjiri Kota Madiun.
Para pesilat mengikuti berbagai acara tradisi dan budaya yang digelar masing-masing perguruan pencak silat.
Maklumat yang disepakati kedua perguruan pencak silat itu menyebutkan, setiap anggota mematuhi Inmendagri nomor 27/2021. Isinya untuk meniadakan sementara kegiatan seni, budaya, olahraga, hingga sosial yang dapat menimbulkan kerumunan.
Disebutkan dalam maklumat itu ketua wilayah, ketua cabang, hingga ketua ranting bertanggung jawab dan siap diproses hukum apabila di daerahnya masih terdapat kegiatan yang melanggar ketentuan.
Baca juga: Pesilat Tewas Saat Latihan, 4 Pelatih Jadi Tersangka, 2 Orang Masih di Bawah Umur
Ketua PSHT Pusat Madiun Murdjoko menginstruksikan kepada seluruh anggotanya untuk mengikuti prokes serta turut mensosialisasikan maklumat tersebut. Dengan demikian, diharapkan kasus Covid-19 semakin turun.
"Untuk malam satu suro yang biasanya ada kegiatan nyekar atau ziarah. Sudah kami instruksikan kepada anggota untuk ditiadakan. Sebagai gantinya, bisa melakukan doa bersama," ujar Murdjoko.
Senada dengan Murdjoko, Ketua PSHW Tunas Muda, Agus Wiyono Santoso juga menginstruksikan anggotanya meniadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan selama bulan Muharam. Bahkan kegiatan puncak yang setiap tahun digelar seperti Suran Agung juga ditiadakan.
"Kami sudah instruksikan kepada seluruh anggota tahun ini tidak ada gelaran Suran Agung seperti tahun lalu,” kata Agus.
Danrem 081 Dhirotsaha Jaya Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mengapresiasi kesepakatan tersebut.
Hanya saja, ia mengimbau doa bersama pengganti tradisi ziarah pada malam satu Suro dilakukan secara virtual untuk mencegah terjadinya kerumunan.
‘’Prinsipnya semua sepakat untuk menciptakan situasi yang aman, tertib, dan kondusif untuk pengendalian Covid-19,’’kata Waris.
Kendati demikian, personel gabungan TNI dan Polri tetap disiagakan dalam operasi Aman Suro tersebut.
Terkait jumlahnya akan menyesuaikan potensi wilayah masing-masing. Khusus di Kota Madiun disiagakan 569 personel gabungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.