SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang laki-laki sedang duduk di tepi jalan sekitar Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Mengenakan kaus hitam, tangannya menggengam es teh plastik sembari sesekali mengisap sebatang rokok.
Meski raut wajahnya tampak getir, tapi pria berusia 49 tahun itu berusaha tersenyum ramah. Pria itu bernama Catur Prasetyo.
Baca juga: Lini Masa Aksi Pengibaran Bendera Putih dari Sejumlah Daerah di Indonesia...
Dia merupakan salah satu penyedia jasa persewaan sound system yang terdampak pandemi di Kota Semarang.
Selama puluhan tahun, Catur hanya mengandalkan jasa rental sound system sebagai sumber pendapatannya.
Semenjak pagebluk penghasilannya merosot drastis karena tak ada penyelenggara acara yang menyewa jasanya.
Untuk menyambung hidup, bapak tiga anak ini terpaksa menjual segala peralatan yang dimilikinya.
Siang itu, sejumlah sound system berukuran besar yang diangkut dua mobil pikap telah di parkir di samping Taman Indonesia Kaya.
Tampak bendera warna putih juga dikibarkan di atas mobil pikap sebagai tanda menyerah.
"Kita satu rasa, saya pribadi dan teman-teman yang terdampak berusaha bersabar selama dua tahun ini. Kita sudah jatuh bangun. Tabungan yang kita punya sudah habis. Bahkan barang-barang kita mayoritas sudah terjual demi untuk hidup selama ini," kata Catur kepada Kompas.com, Rabu (4/8/2021).