Tambah 3 dokter
Melihat respons yang begitu besar, sejak sepekan lalu, Tim Satu merekrut tambahan relawan dokter dan tenaga IT totalnya menjadi 13 orang terdiri dari 6 dokter dan 7 tenaga IT.
"Dokternya perempuan semua, ada yang di Sumenep (Madura), Kota Batu, Malang, dan saya di Blitar," jelasnya.
Tambahan tiga dokter itu adalah Noor Hafida, Tiara Avryanti, dan Rossy Meilani.
Dipimpin Handy, Tim IT terdiri dari Azalie Zata Yumni, Qonita Az Zahra, Fakhriyah Iffatunnisa, Laksmi Muliawati, Bullitt Zulfiqar, dan Auliya khoirunnisa.
Tiga di antaranya juga berprofesi sebagai dokter.
Terdorong oleh pemahaman Christine pada situasi pandemi di wilayah Kabupaten Blitar, Tim Satu akan segera membuka layanan lokal khusus untuk warga Kabupaten Blitar yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Tidak hanya mereka yang positif berdasarkan tes PCR, kami akan layani juga warga isoman yang positif berdasarkan tes antigen," ujarnya.
Menenangkan kepanikan
Sejak awal, Tim Satu sudah menyadari penuh bahwa layanan mereka bukan layanan telemedicine tapi hanya layanan konsultasi kesehatan.
Tim Satu tidak akan memberikan resep untuk terapi pengobatan, namun hanya memberikan bimbingan kepada warga bagaimana menjalani isolasi mandiri dengan baik selama 11 hari.
Karenanya, Tim Satu juga membatasi pelayanan hanya bagi mereka yang bergejala ringan atau yang tanpa gejala, meskipun beberapa kali pasien dengan gejala sedang dan berat memanfaatkan layanan mereka karena belum mendapatkan kamar di rumah sakit.
Menurut Christine, pasien yang sudah mendapatkan resep dokter juga akan diberikan saran alternatif obat-obat yang sejenis dengan resep selain juga bantuan interpretasi hasil tes laboratorium.
Namun, di antara persoalan-persoalan yang disodorkan oleh mereka yang meminta layanan konsultasi ke Tim Satu yang paling dominan adalah kepanikan.
"Jadi kebanyakan mereka panik karena terkonfirmasi positif Covid-19. 'Saya harus bagaimana dok', 'apa yang harus saya lakukan di rumah selama isolasi dok', atau, 'kenapa saya merasa pusing dok', dan seterusnya," kata Christine.
Baca juga: Pria Timor Leste yang Masuk ke NTT Melalui Jalan Tikus Mengaku Ingin Jadi WNI
Tidak jarang, Tim Satu sampai kewalahan menghadapi kepanikan pasien.
Christine menceritakan seorang pasien yang karena panik dan menjadi emosi kemudian tidak bersedia mendengarkan saran yang diberikan Tim Satu.
"Kami tetap sampaikan saja saran kami, dan kami kirimkan beberapa video pendek yang menenangkan. Dan, benar, keesokan harinya pasien tersebut chat duluan ke kami dan minta maaf karena kemarin sangat panik," tuturnya.
Selain memberikan nasihat dan saran, Tim Satu juga memberikan beberapa video pendek yang diharapkan dapat memotivasi pasien untuk mendapatkan kesembuhan.
Salah satu video pendek itu adalah buatan Ary Ginanjar yang berjudul, "Jurus PMP melawan Covid". PMP singkatan dari pikiran, makan, pernapasan.
Selain itu, mereka juga mengirim video-video teknik pernapasan yang bisa dijalankan oleh pasien selama menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Hikmah berharga yang saya dapat petik dari pengalaman ini adalah tentang pentingnya peran pikiran yang tenang dalam proses penyembuhan," ujar Christine.
Baca juga: Pemprov Papua Perketat Akses Penumpang Laut dan Bandara, Ini Aturannya