Abua mengatakan, aksi memanam ubi jalar yang dilakukannya selama ini sebenarnya bisa dilakukan semua orang, apalagi di tengah situasi pandemi saat ini.
Bagi Abua, saat situasi sulit dan impitan ekonomi akibat pandemi, berbagai masalah harus dapat dicari jalan keluarnya, dan aksi menanam ubi jalar dengan melibatkan masyarakat merupakan salah satu solusinya.
“Jadi, ini salah satu solusinya, ya bisa dibilang ini sebagai inovasi untuk masalah yang kita hadapi saat ini," kata dia.
Ia bersyukur karena kegiatan yang dilakukannya bersama istrinya itu dapat membawa manfaat bagi masyarakat.
Bahkan, saat ini banyak warga di wilayah itu yang telah memanfaatkan lahan kosong mereka untuk menanam ubi jalar.
Baca juga: Tutup Sebulan akibat PPKM, Mal di Malang Jadi Tempat Vaksinasi
“Kami bersyukur karena apa yang kami bagikan ke masyarakat bisa membantu mereka saat situasi pandemi saat ini. Bagi saya, itulah hidup, harus bisa bermanfaat bagi sesama manusia,” ujar dia.
Abua mengaku, menjadi petani ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh kesabaran karena setiap hari seorang petani harus menahan teriknya matahari dan harus rela kedinginan saat musim hujan.
Baginya, pekerjaan sebagai seorang petani merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Sebab, dari tangan para petani, seluruh masyarakat bisa dihidupi.
“Saya merasakan betul menjadi seorang petani, sampai wajah saya sudah mau gosong. Petani ini pekerjaan yang mulia,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.