Abua menuturkan, sejak terlibat bersama istrinya dalam kegiatan penanaman, sudah lebih dari lima kali panen ubi jalar dilakukan.
Hasil panen itu kemudian dibagikan kepada masyarakat di Masohi dan di desa-desa yang ada di kabupaten tersebut.
“Patatas yang kami panen lalu dibagikan ke semua desa. Saya dan ibu turun ke desa-desa untuk membagikan, dan masyarakat sangat senang sekali,” ujar dia.
Rencananya, hari ini, Abua dan istrinya juga akan membagikan hasil panen patatas ke warga sejumlah desa di Pulau Haruku dan Pulau Saparua.
“Hari ini rencananya kami bagi ke Desa Rohomoni, Desa Kailolo di Pulau Haruku, nanti juga ke Saparua,” kata dia.
Abua menuturkan, selama terlibat dalam aktivitas menanam, sudah ratusan ton ubi jalar yang dipanen dan dibagikan ke masyarakat. Dalam setahun, kata Abua, ubi jalar yang ditanami itu dipanen tiga kali.
“Kalau dalam setahun itu tiga kali panen dan setiap kali panen itu bisa dapat 50 sampai 60 ton,” ujar dia.
Biasanya, hasil panen dibagikan langsung ke masyarakat dan sisanya dibagikan ke warga yang terlibat dalam kegiatan menanam.
Menurut Abua, selama terlibat dalam kegiatan penanaman hingga panen, dia dan istrinya telah berkeliling ke desa-desa untuk membagikan ubi jalar kepada puluhan ribu warga.
“Biasanya itu ibu yang selalu berkeliling bagi ke desa-desa, setiap warga dapat enam kilo. Itu saya pesan kertas kresek sudah lebih dari 25.000 dan sudah habis semua, kami juga pesan tas lainnya juga sudah habis,” ujar dia.