MAGELANG, KOMPAS.com - Seorang pria asal Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Agung Nugroho, secara sukarela menyediakan akses internet atau WiFi gratis bagi anak-anak sekolah di sekitarnya.
Seperti diketahui, pemerintah masih memberlakukan kegiatan belajar mengajar daring karena pandemi Covid-19 yang tidak kunjung reda.
Namun demikian tidak sedikit siswa atau orangtua siswa yang terkendala akses internet karena tidak memiliki pulsa atau kuota data dengan alasan ekonomi.
Baca juga: Wali Kota Malang: KDRT yang Dialami Siswa Meningkat Selama Belajar Daring
Agung atau akrab disapa Begawan Prabu menceritakan, pada suatu ketika ia melihat banyak anak usia sekolah yang bermain-main di sungai pada pagi jam sekolah.
Padahal seharusnya mereka sibuk dengan tugas-tugas sekolah daring.
“Sejak awal anak disuruh belajar di rumah setahun lalu, saya sempat melihat anak-anak kecil pagi hari enggak belajar. Mereka itu malah memet (mencari ikan secara tradisional di sungai). Saya tanya sekolah di rumah malah main, dia bilang enggak punya pulsa, enggak punya kuota," ungkap Prabu, saat ditemui di rumahnya Jalan Blabak-Boyolali Km 0,7, Dusun Jetis Sukasari RT 01, RW 01, Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (2/8/2021).
Sejak itu ia merasa prihatin karena anak-anak di lingkungan sekitarnya banyak dari kalangan yang tidak mampu.
Ia pun kerap mendengar cerita-cerita orangtua yang kesulitan ekonomi di tengah pandemi, apalagi harus membeli pulsa.
Baca juga: Isoman Iso Jejaring Kemanusiaan untuk Bantu Warga Isoman di Magelang
Bahkan, ada di antara mereka yang tidak memiliki laptop, maupun handphone (HP) sebagai sarana paling dibutuhkan untuk sekolah daring.
"Dari keresahan itu, saya merasa punya beberapa peralatan yang dibutuhkan kebetulan HP juga ada tiga, laptop ada 2. Awal-awal ngumpulin anak-anak, akhirnya rutin belajar di sini dengan perangkat terbatas dan gantian,” tuturnya.
Prabu melanjutkan, fasilitas yang dimilikinya boleh digunakan oleh anak-anak sekolah di sekitarnya secara cuma-cuma.
Bapak seorang putri ini merasa prihatin ketika melihat mereka sama sekali tidak bisa menikmati proses belajar karena kendala akses internet.
“Kami enggak ngasih beban apa-apa, karena yang terpenting anak-anak mau sekolah karena masih usia-usia emas untuk belajar. Yang penting bukan mainan, YouTube-an, selama untuk kepentingan belajar di sini kami fasilitasi," terang Prabu.
Baca juga: Peternak di Magelang Sumbang 1,05 Ton Telur untuk Nakes
Setiap hari ada sekitar 10 anak sekolah SD-SMP yang belajar di rumahnya.
Prabu meyakinkan, meski terpaksa berkelompok saat belajar di rumahnya, ia menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.
Ia mengatur jarak tempat duduk antar-anak, wajib mengenakan masker, menyediakan tempat cuci tangan dan sebagainya.
Tidak jarang Prabu juga ikut membantu belajar mereka, bahkan para orangtua juga ikut belajar bagaimana mengakses internet.
“Di program belajar online yang sekarang ini siswa menggunakan beberapa platform sekaligus yang kalau orangtua gaptek mesti enggak bisa. Jadi jangankan orangtua, gurunya saja masih bingung menggunakan beberapa platform,” ujarnya.
Ia ingin dari hal kecil yang dilakukan ini bisa memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Salah satu orang tua siswa, Bambang Musmartono mengaku, sangat terbantu dengan penyediaan WiFi gratis dari Prabu tersebut.
Sebab, selama pandemi pendapatannya berkurang drastis akibat pandemi Covid-19.
Demi anaknya tetap bisa sekolah, Bambang pun harus membelikan HP baru bagi anaknya.
“Sangat terbantu, anak bisa belajar dengan mudah. Sejak sekolah daring Mau enggak mau kami harus beli HP baru buat mendukung kegiatan belajar anak. Ya semampu saya Rp 1,2 juta harga HP-nya,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.