Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Polisi, Pelaku Penganiayaan Meninggal Usai Dilumpuhkan, Ini Kronologinya

Kompas.com - 04/08/2021, 06:17 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Tim Gabungan Polres Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melumpuhkan seorang pria berinisial SB alias TL (45) dengan tembakan, Selasa (3/8/2021) sore

SB adalah pelaku penganiayaan berat terhadap korban IPB (50), OB (40), PI (60), dan JS (1).

Baca juga: Terkejut Anaknya Gigit Wafer Pemberian Bercampur Potongan Silet, Orangtua Lapor Polisi

Korbannya meninggal dunia

Peristiwa penganiayaan terjadi di Dusun Paboting, Desa Laihau, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Jumat (30/7/2021).

Korban IPB dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian tersebut.

Sementara OB mndapatkan luka tusukan di perut bagian kiri dan tangan kiri.

Kemudian, korban PI mengalami luka tusukan di perut bagian kiri dan JS memiliki luka di kaki kanan.

Setelah melakukan tindakan penganiayaan itu, SB langsung melarikan diri.

Baca juga: Penyebar Wafer Berisi Silet Sudah 10 Kali Beraksi, Polisi Ungkap Motif dan Modusnya

Kronologi penangkapan

Kapolres Sumba Timur AKBP Handrio Wicaksono mengatakan, pihaknya menangkap SB berdasarkan laporan polisi bernomor LP/38/VII/RES 1.7/2021/SPKT/SEKTOR LEWA/RES ST/POLDA NTT tanggal 30 Juli 2021.

Selama ini, tim Gabungan Polres Sumba Timur melakukan pengejaran terhadap SB.

Polisi mendapatkan informasi bahwa warga melihat SB berada di wilayah Bukit Watu Kapila, Desa Kambuhapang, Kecamatan Lewa, Sumba Timur, NTT pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita.

Baca juga: Aksi Wali Kota Muda Bobby Nasution Perangi Covid-19 di Medan, Diwarnai Pencopotan Kadinkes

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi
Setelah itu, petugas kepolisian yang dibantu oleh warga melakukan pengepungan terhadap SB di bukit tersebut.

Hal itu dilakukan untuk mengisolasi wilayah tersebut agar pelaku tidak menjauh dan lolos dari kejaran petugas.

Polisi bergerak masuk ke dalam wilayah bukit itu pada pukul 18.00 Wita.

Adapun keadaan geografis Bukit Watu Kapila banyak ditumbuhi pohon, ada semak belukar, dan terdapat bebatuan karang.

Serang polisi

SB mengetahui ada petugas kepolisian yang datang mendekat. Saat itu, ia sedang memegang pisau.

"Pelaku menjadi kalap dan langsung maju ke arah petugas sambil melemparkan beberapa bongkahan batu ke arah petugas berulang kali," kata Handrio dalam rilis diterima Kompas.com, Selasa malam.

Baca juga: Pria Timor Leste yang Masuk ke NTT Melalui Jalan Tikus Mengaku Ingin Jadi WNI

Polisi kemudian melakukan tembakan peringatan berulang kali dan meminta SB untuk membuang pisau yang digenggamnya.

Namun, SB tidak mendengarkan peringatan dari polisi. Ia maju ke arah kerumunan petugas sambil mengangkat tangannya yang memegang sebilah pisau.

Pada saat itu, pelaku SB hendak menyerang petugas kepolisian.

Saat itu, polisi tidak bisa mundur dan terpepet oleh gerakan SB. Hal tersebut disebabkan oleh medan yang sangat sulit di Bukit Watu Kapila.

Ditembak dan meninggal

Gerakan SB tersebut dinilai sangat membahayakan petugas kepolisian.

"Sehingga petugas pun melakukan tindakan tegas terukur dengan mengarahkan tembakan ke arah SB dari jarak sekitar 1 meter. Seketika pelaku terjatuh, sehingga seluruh petugas dengan dibantu warga langsung menangkap dan juga merampas sebilah pisau yang dipegang oleh SB," jelas Handrio.

Setelah berhasil diamankan, SB dibawa ke Puskesmas Lewa agar mendapatkan perawatan medis.

SB dirawat sejak pukul 18.40 Wita dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.50 Wita.

Menurut Handrio, SB beberapa kali memasuki rumah warga selama dalam pelarian.

SB mengancam warga yang ditemuinya dengan menggunakan pisau jika mereka membocorkan keberadaan pelaku.

"Pelaku selalu agresif terhadap warga yang kebetulan bertemu dengannya," ungkap Handrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com