Setelah itu, petugas kepolisian yang dibantu oleh warga melakukan pengepungan terhadap SB di bukit tersebut.
Hal itu dilakukan untuk mengisolasi wilayah tersebut agar pelaku tidak menjauh dan lolos dari kejaran petugas.
Polisi bergerak masuk ke dalam wilayah bukit itu pada pukul 18.00 Wita.
Adapun keadaan geografis Bukit Watu Kapila banyak ditumbuhi pohon, ada semak belukar, dan terdapat bebatuan karang.
Serang polisi
SB mengetahui ada petugas kepolisian yang datang mendekat. Saat itu, ia sedang memegang pisau.
"Pelaku menjadi kalap dan langsung maju ke arah petugas sambil melemparkan beberapa bongkahan batu ke arah petugas berulang kali," kata Handrio dalam rilis diterima Kompas.com, Selasa malam.
Baca juga: Pria Timor Leste yang Masuk ke NTT Melalui Jalan Tikus Mengaku Ingin Jadi WNI
Polisi kemudian melakukan tembakan peringatan berulang kali dan meminta SB untuk membuang pisau yang digenggamnya.
Namun, SB tidak mendengarkan peringatan dari polisi. Ia maju ke arah kerumunan petugas sambil mengangkat tangannya yang memegang sebilah pisau.
Pada saat itu, pelaku SB hendak menyerang petugas kepolisian.
Saat itu, polisi tidak bisa mundur dan terpepet oleh gerakan SB. Hal tersebut disebabkan oleh medan yang sangat sulit di Bukit Watu Kapila.
Ditembak dan meninggal
Gerakan SB tersebut dinilai sangat membahayakan petugas kepolisian.
"Sehingga petugas pun melakukan tindakan tegas terukur dengan mengarahkan tembakan ke arah SB dari jarak sekitar 1 meter. Seketika pelaku terjatuh, sehingga seluruh petugas dengan dibantu warga langsung menangkap dan juga merampas sebilah pisau yang dipegang oleh SB," jelas Handrio.
Setelah berhasil diamankan, SB dibawa ke Puskesmas Lewa agar mendapatkan perawatan medis.
SB dirawat sejak pukul 18.40 Wita dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.50 Wita.
Menurut Handrio, SB beberapa kali memasuki rumah warga selama dalam pelarian.
SB mengancam warga yang ditemuinya dengan menggunakan pisau jika mereka membocorkan keberadaan pelaku.
"Pelaku selalu agresif terhadap warga yang kebetulan bertemu dengannya," ungkap Handrio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.