MEDAN, KOMPAS.com - Sebagai pemimpin muda yang baru dilantik pada Februari 2021 lalu, Wali Kota Medan Bobby Nasution dihadapkan pada persoalan yang cukup berat, yaitu pandemi Covid-19.
Bagi pria yang lahir pada 5 Juli 1991 ini, tantangan terbesar anak muda menjadi seorang pemimpin adalah dirinya sendiri.
"Bolehlah orang di luar sana bilang, anak mudah tidak tahu apa-apa. Enggak paham. Jangan salah, justru yang enggak paham itu jadi poin plus. Asal kita mau belajar," katanya.
Pria 30 tahun itu menganggap, keselamatan rakyat adalah tanggung jawab yang luar biasa.
"Jadi tantangan terberat paling pertama adalah diri sendiri. Mau tidak untuk terus belajar, bekerja untuk melayani masyarakat. Di tengah pandemi macam begini, kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas utama," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution saat dijumpai Kompas.com di rumah dinasnya di Medan, Sabtu (31/7/2021) petang.
Dalam memerangi Covid-19, Bobby pun membuat sejumlah terobosan untuk mengajak masyarakat tertib protokol kesehatan (prokes) hingga menurunkan jumlah kasus positif corona.
Baca juga: PPKM Darurat Medan, Walkot Bobby: Hari Berikutnya, Petugas akan Tindak Lebih Tegas
Terapkan PPKM darurat hingga PPKM Level 4
Baru-baru ini, Kota Medan menjadi satu-satunya daerah di Sumatera Utara yang menerapkan PPKM Level 4.
Begitu juga saat sebelum berubah menjadi PPKM level 4, pemerintah pusat merilis sejumlah daerah di luar Jawa dan Bali yang menerapkan PPKM darurat.
Kota Medan juga masuk dalam daftar.
Sebagai konsekuensi dari penerapan PPKM itu, aktivitas masyarakat dibatasi.
Sejumlah ruas jalan, baik di perbatasan maupun di inti kota, disekat dan dijaga ketat aparat.
Kondisi seperti ini setidaknya sudah berlangsung selama tiga pekan hingga membuat banyak warga protes.
Terutama mereka yang membuka usaha makanan dan minuman. Sebab, salah satu aturan yang diterapkan selama PPKM adalah pembatasan operasional kafe, rumah makan dan restoran.
Baca juga: Nakes di Medan Mulai Disuntik Vaksin Dosis Ketiga, Pakai Moderna dari AS
Bobby memaklumi keluhan yang dilontarkan warga. Dia berpesan, pembatasan selama PPKM bukan semata-mata untuk melarang apalagi memberi sanksi, melainkan ada virus tak tampak yang harus diperangi.
"Sudah berulang kali saya bilang, yang kita perangi ini virus, bukan orangnya," kata menantu Presiden Joko Widodo itu.
Penguatan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan menjadi inti dari PPKM.
Selama penerapan PPKM darurat yang dilanjutkan PPKM Level 4, dengan sendirinya masyarakat bisa belajar dan terbiasa menerapkan protokol kesehatan.
Bobby menganalogikan penerapan PPKM level 4 di Medan ibarat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Selama sebulan penuh, ibadah diperkuat. Kebiasaan beribadah tersebut akan terbawa selepas bulan puasa.
"Seperti ini juga yang diharapkan selama PPKM. Kalau nanti sudah ada pelonggaran, masyarakat sudah terbiasa dan secara sadar terus menerapkan protokol kesehatan sehari-hari," kata Bobby.
Baca juga: Walkot Bobby Akan Batasi Warganya untuk Wisata ke Luar Daerah Medan
Batasi akses masuk dan keluar
Bobby membatasi mobilitas warga, baik yang akan masuk maupun ke luar Kota Medan. Ruas-ruas jalan perbatasan kota dijaga oleh petugas.
Warga dari luar kota, dilarang masuk jika tak memiliki kepentingan mendesak atau urusan kerja.
Selain itu, warga Medan yang hendak ke luar kota juga dibatasi.
Pemkot Medan berkoordinasi dengan Pemkab Deli Serdang, Karo dan Pemkot Binjai untuk membatasi warga yang hendak menuju lokasi wisata yang berada di daerah-daerah penyangga tersebut.
Pemkab Karo misalnya, melakukan penjagaan di jalan menuju daerah wisata tiap hari Sabtu dan Minggu. Warga dari luar daerah langsung diminta putar balik jika tujuan perjalanan tak mendesak.
Kebijakan ini diberlakukan hingga pandemi Covid-19 mereda.
Tidak ada batas waktu yang ditetapkan. Bobby menyebutkan, pengetatan itu akan dilonggarkan jika ada pandemi mulai mereda.
Setiap akhir pekan, aparat gabungan berjaga di ruas-ruas jalan menuju lokasi wisata.
Sejauh ini, banyak lokasi wisata di daerah itu yang ditutup untuk umum. Begitu juga dengan lokasi wisata dalam kota. Salah satunya Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan.
Sampai saat ini, kebun binatang yang dikelola Pemkot Medan itu masih ditutup untuk umum.
"Jadi kami minta, warga tahan diri dulu untuk ke luar kota, apalagi berwisata. Takutnya kita justru membawa virus," kata Bobby.
Baca juga: Perpanjangan PPKM Level 4 di Medan, Walkot Bobby: Penyekatan Dalam Kota Dikurangi
Lonjakan kasus
Bobby mengakui, dalam beberapa pekan terakhir, terutama mulai medio Juli 2021, angka penyebaran Covid-19 di Medan melonjak.
Jika sebelumnya rata-rata penambahan kasus harian pada kisaran 40 hingga 60 kasus, atau paling tinggi 60 kasus, dalam sepekan terakhir justru yang paling rendah di angka 200 kasus per hari.
"Bahkan sempat naik di atas 500 per hari. Sempat juga beberapa hari lalu di atas 700 kasus," ungkap Bobby.
Data terakhir yang dicatat Satgas Penanganan Covid-19, per 31 Juli 2021, angka kasus konfirmasi positif di Medan total mencapai 28.439 kasus.
Baca juga: 5 Pelaku Penyiraman Air Keras di Medan Ditangkap
Dari angka itu, 20.773 dinyatakan sembuh, 680 kasus meninggal dunia, sisanya masih menjalani perawatan dan isolasi.
Akibatnya, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Medan juga makin tinggi.
Jika sebelumnya bertahan di level 38 persen, BOR rumah sakit di Medan pernah tercatat di level 78 persen.
"Ini karena memang testing dan tracing di lapangan juga meningkat. Biasanya kita testing dalam sehari itu antara 800 sampai 1.000 sampel, sekarang bahkan bisa 3.000 dalam sehari," katanya.
Beruntung, dengan tingginya jumlah sampel atau spesimen yang dites, yang kemudian diikuti melonjaknya temuan kasus positif, angka positivity rate Covid-19 Kota Medan tetap stabil di level 29 persen hingga 31 persen.
Baca juga: Jokowi Sebut BOR Rumah Sakit Menurun, Ini Faktanya...