KOMPAS.com - Terlilit utang selama pandemi, sejumlah pengusaha di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, terpaksa menjual toko dan memecat ratusan karyawannya.
Berdasar catatan Koordinator Lapangan Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Karyanto Purbohusudo, lebih kurang ada 9.850 staf toko terdampak.
Baca juga: Bendera Putih Berkibar di Malioboro, Pedagang: Bukan Protes, Kami Menyerah...
"Kemarin ada 9.850 staf yang terdampak, sudah ada ratusan orang di-PHK," kata dia.
Selama pandemi, menurut Purbohusodo, kerugian yang dialami para pengusaha Malibooro lebih kurang miliaran rupiah.
Agar bisa bertahan, menurutnya, para pengusaha pun terpaksa menjual toko mereka di bawah pasaran.
Biasanya, harga jual toko di Malioboro di kondisi normal berkisar Rp 130 juta per meter. Namun, saat ini hanya dijual Rp 100 juta per meter.
Baca juga: Jeritan Pedagang Malioboro: Jualan Sehari Bisa Nutup Kulakan Saja Sudah Alhamdulillah
Dari pengamatannya, sudah ada 10 toko yang dijual pemiliknya dan sebagian sudah laku.
"Sebagian sudah laku terjual dan baliho iklan penjualan toko sudah diturunkan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, turunnya jumlah pengunjung di Malioboro terjadi saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Baca juga: Pedagang Malioboro Yogya Pasang Bendera Putih Tanda Menyerah: Kami Tak Bisa Apa-apa Lagi
Kebijakan yang bertujuan mengurangi angka kasus penularan Covid-19, membuat Jalan Malioboro ditutup secara total.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.