SALATIGA, KOMPAS.com - Wali Kota Salatiga Yuliyanto mendukung percepatan vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, dengan percepatan tersebut akan semakin melindungi masyarakat dari ancaman terpapar virus corona.
Yuliyanto mengatakan capaian vaksinasi di Salatiga adalah yang tertinggi di Jawa Tengah.
"Saat ini sudah mencapai sekitar 70 persen, tapi belum termasuk yang vaksinasi untuk anak," jelasnya di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Selasa (3/8/2021).
Baca juga: Water Barrier di Salatiga Ditempeli Kertas Bernada Protes PPKM
Yuliyanto juga setuju jika bukti vaksinasi atau sertifikat vaksinasi digunakan menjadi 'tiket' untuk masuk ke area publik.
"Tentu itu bukan dalam mempersulit akses masyarakat, tapi untuk melindungi masyarakat saat berada di ruang publik," jelasnya.
Karenanya, menurut Yuliyanto perlu dilakukan akselerasi atau percepatan vaksinasi ke seluruh segmen masyarakat.
"Kita bekerja sama dengan TNI dan Polri serta instansi lain agar vaksinasi ini bisa menyasar ke seluruh masyarakat," kata Yuliyanto.
Baca juga: Wali Kota Salatiga Donasi Plasma Konvalesen, Darahnya Ditunggu 37 Pasien Covid-19
Mengenai perpanjangan PPKM Level 4, kata Yuliyanto, Satgas Covid-19 Kota Salatiga masih menunggu Instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurutnya, Instruksi Kemendagri tersebut menjadi acuan untuk penerapan aturan di daerah.
"Kita masih seperti kemarin selama belum ada instruksi yang baru," jelasnya.
Dikatakan, saat ini kasus aktif Covid-19 di Salatiga cenderung menurun.
Namun memang tetap diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
"Kita terus berupaya menekan mobilitas masyarakat dengan tujuan menekan penyebaran Covid-19. Pemadaman LPJU di jalur utama dan gerakan 'Salatiga di Rumah Saja setiap Minggu' tetap dilaksanakan dengan evaluasi berjangka," kata Yuliyanto.
Baca juga: Berikan Bantuan Sembako, Wali Kota Salatiga : Jika Ada yang Menunda Laporkan Saya
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Prasit Alhakim mengatakan data ketersediaan vaksin dari alokasi 166.130, yang sudah disuntikan untuk dosis pertama 115.397 dan dosis kedua 44.002.
"Yang belum disuntikkan ada 6.731 dosis," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.