Masalah mengenai data ganda juga disampaikan Kepala Dusun di Desa Barongan bernama Suyuti.
"Kami tidak dilibatkan dalam verifikasi data, akhirnya penyaluran bantuan tidak sesuai. Banyak yang 'dobel-dobel' Pak, ada yang sudah dapat PKH, tapi dapat juga BST, bahkan ada satu rumah itu dapat lima bantuan Pak," ujar Kadus Suyuti.
Kades Plawikan Lilik Ratnawati mengaku sudah melaporkan mengenai data ganda penerima bansos kepada petugas pengelola data, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar mengakui memang banyak menerima laporan terkait BST yang tidak tepat sasaran.
"Maka sekarang saya tanyakan langsung ke kades, ternyata memang benar. Diantara mereka yang sudah memverifikasi data kok belum berubah dari pusat, maka ini kita cocok-cocokan data," katanya.
Ganjar juga sudah mengirimkan surat secara langsung ke Menteri Sosial Tri Rismaharini dan berharap segera direspon.
"Saya mau minta seluruh data penerima BST dari Kemensos di Jateng itu siapa saja. Nah, nanti kami overlay dengan data hasil verifikasi yang dilakukan pada April lalu. Dengan cara itu, harapannya dapat diketahui mana yang bermasalah dan mana yang tidak," tegasnya.
Baca juga: Ini Respons Ganjar Saat Dicuekin Mendagri Tito: Saya Memang Penerima Tamu
Ganjar juga berharap ada kepastian dari Kemensos terkait hal itu, sebab jika ada bantuan yang salah, apakah bisa dipindahkan dengan cara boleh dibagi langsung, apakah lapor dulu atau mesti dikembalikan.
"Meski ada di beberapa desa yang kasih bantuan kepada warga yang tak menerima dengan dana desa. Istilahnya 'nggo nyeneng-nyenengke'. Yang begini-begini sengaja kami komunikasikan dengan kades agar tahu posisi akhirnya mereka seperti apa dan mereka siap betul," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.