KOMPAS.com - Kesuksesan atlet bulu tangkis Apriyani Rahayu (23) yang meraih medali emas bersama pasangannya Greysia Polii di ajang Olimpiade 2020, menjadi kabar gembira Indonesia dan tentunya keluarganya di Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Ameruddin, ayah Apriyani, menceritakan kenangan awal mula anak bungsu dari empat bersaudara tersebut mencintai olahraga bulu tangkis adalah sejak usia 3 tahun.
"Jadi saat pertama mencoba olahraga ini, Ani menggunakan raket yang saya buat dari kayu dengan dengan shuttlecock terbuat dari jerami," tutur Amerudin melalui telepon, Senin (1/8/2021).
Setelah itu, kata Ameruddin, Ani tampak antusias untuk berlatih. Dirinya bahkan sempat meminta raket bulu tangkis baru.
Baca juga: Kisah Bagas, Atlet Panahan Asal Klaten di Olimpiade Tokyo, Warisi Bakat dari Ibu
Namun karena kondisi saat itu keluarga Ameruddin belum bisa membelikan raket baru, maka Ani diberi raket bekas yang senarnya sudah putus.
“Masalahnya kalau tidak dikasih raket, dia menangis,” kenang Ameruddin.
Mengasah bakat
Dengan seluruh kemampuan yang ada, Ameruddin mendukung ketertarikan Ani dengan bulu tangkis.
Ani kecil, lalu mulai berlatih bulu tangkis di Gedung Sarana Kegiatan Bersama (SKB) Unaaha, Kabupaten Konawe.