Penyebutan tersebut sesuai dengan bentuk dan warna bonkla hasil budidaya Agus.
Pilihan pembeli pada bonkla biasanya sesuai selera masing-masing. Ada yang menyukai jenis bonkla cabang kembar, ada pula yang lebih memilih jenis bonkla nungging atau melayang.
Bonkla cabang kembar konon menjadi salah satu komoditas terlaris pada bisnis Agus karena ada anggapan jika memiliki bonkla ini akan mendatangkan lebih banyak rejeki.
Sedangkan jenis bonkla nungging atau melayang memang dibentuk sedemikian rupa agar batok kelapa yang ditopang oleh akar serabut terlihat di luar media tanam.
Baca juga: Curhat Pedagang di Tempat Wisata yang Tutup karena Pandemi, Tak Bisa Jualan, Terpaksa Cari Rongsokan
Untuk media tanam Agus menggunakan tanah dan sekam serta pupuk pilihan. Ada pula bonkla yang dibudidayakan dalam media tanam air dan batu-batu hias.
Sesuai dengan sejarah awal, bonsai memang sebuah seni pengerdilan tanaman yang dipopulerkan oleh masyarakat Jepang meski konon kabarnya perintis awalnya adalah rakyat China.
Bonsai menjadi menarik karena bernilai seni tinggi.
Mulai dari pemilihan bibit hingga pembentukan tanaman sesuai keinginan si pembudidaya tergantung pada bagaimana bakat seni yang dimilikinya.
Pria yang memulai usaha sejak Oktober 2020 ini juga optimistis usahanya akan tetap berjalan stabil.
"Insya Allah akan tetap bertahan. Sebab bahan mudah didapat, segmentasi pasar bonsai kelapa masih terbuka luas,” tutur Agus saat ditemui di kawasan hutan Kota Semarang, kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Sabtu (24/7/2021).
Baca juga: Sepi Job Selama Pandemi, Dalang Asal Ngawi Ini Malah Terjerat Kasus Narkoba
Selain mendatangkan bahan baku tanaman dari berbagi daerah di Jawa Tengah, kini Agus juga mulai membuat pembibitan sendiri.