Sejak itu pula pembukaan hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam tak bisa dikendali.
Jenis tumbuhan nipah, bakau, api-api dan lainnya yang mendominasi kawasan itu habis dibatat.
Jika dilihat dari udara, tutupan hutan mangrove yang tumbuh menutupi kurang lebih 92 pulau kecil yang membentuk kawasan delta itu terlihat bolong-bolong.
Baca juga: Cerita Nelayan di Sungai Mahakam Terdampak Tumpahan Minyak, Bangun Pagi Lihat Ikan Mati
Letak kawasan delta, melingkup 13 desa dari tiga kecamatan yakni Anggana, Muara Jawa dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Mata pencaharian masyarakat di pesisir delta didominasi nelayan.
Ramli menjelaskan, tambak di kawasan delta, rata-rata dibuka dengan cara menghabiskan pohon bakau sebelum dibikin tambak berpetak-petak.
Praktek itu terjadi bertahun-tahun, membuat hampir setengah tutupan hutan mangrove hilang.
Belum diketahui pasti jumlah tambak dan kepemilikan nelayan di lokasi itu.
Namun disinyalir, ada oknum yang memiliki lebih dari satu tambak dan terjadi sewa menyewa hingga transaksi jual beli lahan tambak.
Baca juga: Kapal Pengangkut Minyak Kelapa Sawit Tenggelam, Air Sungai Mahakam Jadi Oranye
Ancaman itu membuat ruang hidup ribuan satwa dari buaya muara, camar, pesut, kera merah, hingga bekantan, hewan endemik Kalimantan sebagai penghuni kawasan delta terjepit.
Disebut ada tujuh sampai sembilan kelompok individu bekantan, hewan mirip monyet, dengan setiap kelompoknya terdiri 9 sampai 15 ekor hidup di kawasan itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.