Selama tiga hari melakukan pendekatan kepada penyintas Covid-19, terdapat 28 orang yang bersedia menjadi donor.
"Ada yang dengan kesadaran mengisi formulir kesediaan, namun ada juga yang dilakukan pendekatan door to door agar mau menjadi donor," paparnya.
Menurut Riska, tak semua penyintas bersedia menjadi pendonor.
"Ada yang merasa takut, ada yang menolak tanpa alasan, dan ada juga yang mengajukan syarat. Tapi kami akan terus berkomunikasi agar mereka berbagi anugerah kesembuhan melalui donor plasma ini," jelasnya.
Meski begitu, Riska merasa bersyukur karena dari 28 orang yang menjadi pendonor tahap pertama, 14 orang di antaranya lolos screening.
"Untuk tahap selanjutnya kami serahkan ke PMI Kabupaten Semarang yang bekerjasama dengan PMI Kota Semarang, karena donor plasma ini perlu alat khusus," jelasnya.
Seorang penyintas, Yudi Wahyu Bimawan mengungkapkan, dirinya sembuh dari Covid-19 pada awal Juli 2021.
"Saya isolasi di Technopark Sragen selama 10 hari dan di rumah empat hari untuk pemulihan," paparnya.
Dia mengaku sedari awal sembuh dari Covid-19 bertekad melakukan donor.
"Kena Covid itu tidak enak, karenanya saya berharap dengan donor ini akan membantu pasien yang membutuhkan agar segera sembuh," ungkapnya.
Sementara Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menyatakan, gerakan yang dimulai dari Kecamatan Getasan ini akan dijadikan embrio pendataan penyintas di Kabupaten Semarang.
"Kami berharap agar semakin banyak pendonor plasma konvalesen sehingga membantu pasien Covid-19," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.