Yulianta menceritakan, tidak mudah melakukan penelusuran penularan di pedukuhan ini. Warga yang ditracing tidak sepenuhnya kooperatif.
“Satu saja dari tujuh (pemulasaraan) kontak erat awal yang mau datang ke puskesmas dan swab saat dipanggil. Yang enam lain tidak,” kata Yulianta.
Warga ada yang menolak. Padahal, pemerintah harus mengetahui kesehatan masyarakat menyeluruh.
Berbagai upaya dilakukan, seperti Gugus Tugas Kapanewon (kecamatan) sampai harus meminta bantuan polisi, juga bantuan kepala OPD tempat ASN yang juga ikut menolak.
Edukasi itu membuahkan hasil hingga kontak erat bisa didapat dan semakin banyak warga bisa dites.
“Banyak yang menganggap tidak punya gejala berarti tidak sakit. Ini yang justru berbahaya. Kita tidak pernah tahu kalau tidak swab,” kata Yulianta.