Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Desa Mati" di Majalengka, Ditinggalkan Warga Sejak Tahun 2012 karena Rawan Bencana

Kompas.com - 01/08/2021, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Viral sebuah video yang merekam sebuah desa yang tak lagi ditinggali. Video tersebut diunggah oleh sebuah akun TikTok @dinoabdilahhh..

Lokasi "desa mati" tersebut berada di kawasan Majalengka, Jawa Barat.

Di video yang beredar, terlihat sejumlah rumah yang terbengkalai dan ditumbuhi semak belukar. Selain itu tak ada aktivitas masyarakat di desa tersebut.

Dikutip dari Tribunnews.com, Dino yang mengunggah video tersebut bercerita jika video tersebut ia rekam pada Minggu (11/7/2021).

Baca juga: Video Viral Desa Mati di Majalengka, Begini Awal Mulanya

Ia menyebut lokasi "desa mati" tersebut berada di Dusun Tarikolot, Desa Sidomukti, Majalengka.

Sekitar tahun 2009-2010, menurut pria asli Majalengka ini, ada ratusan rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena faktor alam.

Menurutnya, pemukman tersebut sempat mengalami pergeseran tanah yang berpotensi longsor. Agar aman, sejumlah warga desa dipindahkan ke desa lain.

"Hampir 200 rumah yang ditinggalkan warga dan tidak berpenghuni. Namun masih ada beberapa warga yang menetap karena perkebunan mereka," cerita Dino kepada Tribunnews, Sabtu (31/7/2021).

Baca juga: Pulau Sebaru, Pulau Tak Berpenghuni yang Jadi Lokasi Observasi WNI ABK World Dream

"Saat itu awal bencana terjadi pada tahun 2006.Karena bencana alam tanah bergerak yang labil, yang apabila bisa terjadinya longsor susulan, karena desa ini terletak di bawah bukit," kata dia.

"Dan warga dusun Tarikolot direlokasikan pemerintah ke Dusun Buahlega," kata konten kreator asal Majalengka ini.

Ia mengatakan beberapa rumah ada yang dikunci walaupun keadaannya sudah retak.

"Masih ada pemiliknya sepertinya, cuman dibiarkan saja. Karena ada beberapa rumah yang dikunci meskipun keadaan sudah retak," tutur Dino.

Baca juga: Bupati Majalengka Positif Covid-19, 30 Orang Kontak Erat Jalani Isoman

Sempat viral di awal tahun 2021

Tangkapan layar video 'desa mati' di Majalengka Tangkapan layar video 'desa mati' di Majalengka
Ia bercerita keberadaan "desa mati" itu sempat viral pada awal tahun 2021.

Karena penasaran ia pun melakukan perjalanan ke desa tersebut pada Juli 2021 dan mengunggah rekaman videonya ke media sosial.

"Saya suka traveling semenjak keluar dari bangku SMA, 2018 lalu sampai saat ini. Tujuan dari konten ini bisa mengedukasi dan berbagi informasi seputar daerah-daerah di Majalengka," kata Dino.

Sementara itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 4 Febrari 2021, Manajer Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalop) Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Kabupaten Majalengka Indrayanto membenarkan adanya kawasan tak berpenghuni tersebut.

Baca juga: Kronologi TKW Majalengka Terancam Hukuman Mati di Dubai, Dituduh Bunuh Sopir hingga Dipaksa Tanda Tangani Surat Berbahasa Arab

Namun ia menjelaskan jika kawasan kosong tersebut hanya satu blok, bukan keseluruhan satu desa.

"Sebetulnya tepatnya bukan desa, hanya blok, karena tidak keseluruhan satu desa," kata Indrayanto kepada Kompas.com, Kamis (4/2/201).

Blok tersebut dikosongkan karena ada pergerakan tanah pada 2009. Sedangkan proses rekolasi dilakukan sekitar 2012 dan para penghuni Blok Tarikkolot tersebut telah direlokasi ke blok lain, yaitu blok awilega.

"Karena blok tarikkolot tidak memungkinkan dijadikan tempat permukiman lagi," jelas dia.

Baca juga: Dituduh Bunuh Sopir Majikan, TKW Asal Majalengka di Dubai Terancam Hukuman Mati

Digunakan untuk menyimpan hasl pertanian

Walaupun kawasan tersebut sudah tak lagi ditinggali, masih ada beberapa warga yang menyambangi kawasan tersebut. Sebagian warga menggunakan bekas rumah mereka untuk menyimpan hasil pertanian.

"Sebagian kecil saja, hanya beberapa rumah. Karena lahan garapan pertanian mereka masih di sekitar blok itu," katanya lagi.

Baca juga: Berburu Baju Lebaran, Warga Majalengka Rela Berdesakan di Pusat Perbelanjaan Sandang

Ia mengatakan Blok Tarikkolot itu sudah tak bisa lagi digunakan tempat tinggal karena rawan bencana.

Dan hingga saat ini, pergerakan tanah serta longsoran-longsoran baru masih terus terjadi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor : Sari Hardiyanto), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com