SERANG, KOMPAS.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan, keterlambatan vaksin dosis kedua tak akan berpengaruh terhadap pembentukan antibodi.
Mantan Direktur RSUD Kota Tangerang menyebut, keterlambatan vaksinasi kedua juga tidak akan membuat vaksinasi pertama menjadi sia-sia.
Namun, dia meminta kepada masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi dosis kedua sesuai dengan jadwal.
“Untuk keterlambatan pemberian vaksin dosis kedua sebenarnya range itu 28 hari dari dosis pertama. Jika ada keterlambatan, tidak sia-sia juga dosis pertama yang disuntikan,” jelas Ati, kepada wartawan dii gedung DPRD Banten, Jumat (30/7/2021).
5.610 dosis vaksin Sinovac
Ati menjelaskan, Pemerintah Provinsi Banten kembali mendapatkan kuota vaksin Sinovac berjumlah 5.610 dosis dari pemerintah pusat.
Kuota vaksin itu akan diprioritaskan untuk vaksinasi dosis kedua.
“Kemarin pemerintah pusat telah men-drop kepada Provinsi Banten sebanyak 5.610. Itu (vaksin) prioritasnya untuk dosis yang kedua, tidak boleh untuk dosis pertama,” kata Ati.
Baca juga: Sudah Menunggu dari Subuh dan Berdesak-desakan, tapi Warga Tak Kunjung Dapat Vaksin
Ati mengatakan, Provinsi Banten menargetkan 9.229.383 orang divaksin hingga Februari 2022.
Target itu terdiri dari 45.586 tenaga kesehatan, 456.149 petugas publik, 643.607 lansia, 6.877.059 masyarakat rentan dan umum, serta 1.207.002 remaja atau usia 12-7 tahun.
Capaian vaksinasi
Per tanggal 29 Juli 2021, capaian vaksinasi dosis pertama untuk tenaga kesehatan di Banten 126 persen dari target sasaran atau 57.489 orang.
Sedangkan dosis kedua 110 persen atau sudah 50.393 orang.
Untuk kategori petugas publik, dosis pertama capaiannya sudah 174 persen atau 796.641 orang. Sedangkan dosis kedua 401.167 orang atau 87 persen.