KOMPAS.com - Belakangan ini, muncul praktik percaloan plasma konvalesen di media sosial.
Para calo disebut sering bikin resah keluarga pasien Covid-19 karena melakukan pemerasan.
Mereka tak segan mematok harga tinggi untuk kantong plasma konvalesen. Padahal, plasma konvalesen sangat dibutuhkan oleh pasien Covid-19.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Farman mengatakan, calo-calo itu memanfaaatkan unggahan kebutuhan plasma konvalesen yang disebar keluarga maupun rekan pasien Covid-19 di media sosial dan aplikasi percakapan.
Seringkali, dalam unggahan tersebut, pihak pasien Covid-19 mencantumkan nama dan nomor telepon keluarga.
Dalam praktiknya, para calo menghubungkan keluarga pasien yang membutuhkan plasma konvalesen dengan donor.
Lantas, calo tersebut meminta sejumlah uang dari keluarga pasien tersebut.
Baca juga: Polda Jatim Pantau Aktivitas Calo Plasma Konvalesen di Media Sosial
Selain calo, marak juga aksi penipuan bermodus donor plasma konvalesen.
Terkait aksi penipuan ini, seorang pasien Covid-19 asal Sidoarjo, Jawa Timur, pernah menjadi korban.
Hal ini dituturkan oleh Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur Edi Purwinarto. Dia mengaku sempat mendapat laporan soal itu.
Setelah menyetorkan sejumlah uang, pasien tersebut justru tak segera mendapat plasma konvalesen yang dibutuhkan.
"Keluarga pasien ini melapor sempat ditawari plasma konvalesen oleh seseorang saat dia sangat membutuhkan dengan membayar sejumlah uang. Tapi setelah dibayar, orang tersebut menghilang," ucapnya, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Marak Praktik Calo, Pasien Covid-19 Diminta Tak Unggah Permintaan Plasma Konvalesen di Medsos