YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Hantaman gelombang membuat sejumlah bangunan warung milik warga di pesisir selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, rusak.
Pemilik warung mengevakuasi barang dagangan, karena gelombang diperkirakan masih tinggi beberapa hari ke depan.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul Sunu Handoko mengatakan, tinggi gelombang mencapai 4 sampai 6 meter pada Jumat (30/7/2021) dini hari menyebabkan beberapa bangunan di Pantai Jungwok, Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, rusak.
"Sejauh ini dilaporkan ada tiga bangunan warung yang rusak di Pantai Jungwok," kata Sunu saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Jumat.
Baca juga: Kronologi Tenggelamnya KMP Yunicee, Dihantam Gelombang Tinggi hingga Karam dalam 5 Menit
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena penutupan kawasan wisata sehingga tidak ada aktivitas di kawasan pantai.
Selain itu, informasi mengenai gelombang tinggi sudah disampaikan ke nelayan, dan masyarakat. Para nelayan sudah mengevakuasi kapal.
Hingga Jumat siang, kondisi gelombang laut yang mendekati daratan terpantau landai. Meski demikian, gelombang di bagian tengah disebut masih tinggi.
"Untuk nelayan, sudah sejak kemarin tidak ada yang berangkat melaut," ucap Sunu.
Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan, untuk kerusakan warung akibat gelombang tinggi ada di kawasan Pantai Drini. Ada tiga warung milik warga yang rusak.
Baca juga: Gelombang Pantai Selatan Jawa Tinggi, Nelayan di Gunungkidul Pilih Tak Melaut
Selain lantai gazebo, ada pula bangunan warung yang lantai dan dindingnya jebol terhantam gelombang hingga terbawa arus.
Bangunan yang rusak sebagian besar bangunan terbuat dari material tripleks. Selain itu, pasir laut masuk ke warung.
Para pedagang langsung mengevakuasi barang dagangan untuk mengantisipasi gelombang tinggi.
"Untuk wilayah pantai lain tidak ada kerusakan," kata Suris.
Baca juga: Stok Vaksin Aman, Dinkes Gunungkidul Kejar Target 4.000 Dosis dalam Sehari
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono menyampaikan ketinggian gelombang laut sempat surut pada Rabu (28/7/2021).
Para Nelayan juga memilih libur untuk tidak melaut sejak Selasa (27/7/2021).
"Menurut perkiraan puncaknya hari Minggu (1/8/2021)," kata Marjono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.