Keluarga: jangan sampai kasus terulang
Karena tidak mendapatkan kepastian untuk perawatan, keluarga lalu membawa Yohanes ke RS Mardi Waluyo.
Namun, perawat IGD di rumah sakit ini pun mengaku tidak bisa menindaklanjuti permohonan keluarga untuk merawat Yohanes.
Alasan perawat karena almarhum saat itu dalam kondisi tidak sadar dan memerlukan oksigen serta harus dirawat ICU. Sementara, ruang ICU penuh dan oksigen pun kosong.
Melihat kondisi Yohanes yang semakin kepayahan, Ponijan mengatakan, keluarga tidak mau berdebat dan langsung membawa ke RS Permata Hati dan terakhir ke RS Azizah.
"Tapi alasannya sama, ruangan penuh dan oksigen tidak ada, kosong," kata Ponijan.
Keluarga pun akhirnya membawa pasien kembali ke rumah sekitar pukul 15.30 WIB.
Ponijan menambahkan, dia dan beberapa anggota keluarga sempat mencari oksigen untuk Yohanes. Namun, baru sekitar setengah jam berkeliling Kota Metro, dirinya dikabarkan Yohanes telah meninggal dunia.
Menurut Ponijan, meski sangat terpukul, pihak keluarga telah menerima kematian Yohanes dengan ikhlas.
Namun, keluarga menyayangkan kejadian yang telah menimpa Yohanes dan berharap tidak ada kasus lain yang serupa.
Ia berpesan, cukup Yohanes saja yang merasakan tak adanya perawatan saat situasi kritis di masa pandemi covid-19. Sehingga tidak ada kasus serupa lain yang terjadi di Kota Metro.
"Intinya kami tidak ingin ada kasus serupa. Kita ini kan warga Kota Metro. Kalau RS saja menolak, mau kemana lagi kita. Jangan sampai ini terulang lagi," kata Ponijan.
Pihak RS dan Dinkes belum beri keterangan
Hingga berita ini dibuat belum ada konfirmasi dari empat rumah sakit yang disebutkan tersebut.
Kompas.com berusaha menghubungi call center keempat rumah sakit, namun tidak mendapatkan jawaban.
Upaya konfirmasi terkait kekosongan stok oksigen yang mengakibatkan penanganan terhadap Yohanes terlambat juga dilakukan dengan menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro, Erla Andrianti.
Namun, pesan singkat yang dikirim belum dibalas. Begitu juga panggilan telepon tidak diangkat.
Kompas.com kemudian menghubungi Wakil Direktur RS Ahmad Yani, Eko Hendro Saputro untuk menanyakan kondisi stok oksigen di rumah sakit plat merah itu.
Namun, Eko mengaku tidak bisa menjawab karena bukan kewenangannya.
"Ke direktur bang, aku nggak punya wewenang," kata Eko melalui pesan WhatsApp, Kamis malam.