Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bagas, Atlet Panahan Asal Klaten di Olimpiade Tokyo, Warisi Bakat dari Ibu

Kompas.com - 29/07/2021, 21:24 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Alviyanto Bagas Prasetyadi (19), pemuda asal Bonyokan RT 004, RW 002, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah menjadi anggota kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

Penyelenggaran Olimpiade Tokyo 2020 digelar pada 23 Juli sampai dengan 8 Agustus 2021 di Jepang.

Putra semata wayang dari pasangan Suyamto (45) dan Kusmiyati (39) yang akrab disapa Bagas tampil beregu dan individu dalam cabang olahraga (cabor) panahan.

Baca juga: Wali Kota Makassar Janjikan Bonus Bagi Lifter Rahmat Erwin Abdullah, Peraih Perunggu Olimpiade Tokyo 2020

Meski tidak lolos ke babak 16 besar panahan tunggal putra, Kusmiyati bangga anaknya bisa mewakili Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020,

Bagas gagal melangkah ke babak 16 besar panahan tunggal putra saat pertandingan menghadapi pemanah asal Australia, Taylor Worth di Yumenoshima Final Field, Kamis (29/7/2021).

"Kami yang di rumah ini bonus buat Bagas. Awalnya Bagas targetnya lolos di PON Papua 2021, fokus di PON. Tidak berpikir masuk ke Pelatnas gitu," kata Kusmiyati saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

"Jadi, Bagas sudah masuk ke level Olimpiade (internasional) itu sudah suatu kebanggaan tersendiri buat kami selaku orangtua pelatih di rumah," sambung Kusmiyati yang juga mantan atlet panahan Jateng.

Baca juga: Windy Raih Perunggu Olimpiade, Ridwan Kamil Siapkan Bonus Rp 300 Juta

Bagas mewarisi bakat menanah dari sang ibu. Dari kecil Bagas sudah dilatih oleh Kusmiyati untuk menjadi seorang atlet panahan.

Semangat untuk menjadi atlet panahan itu pun tertanam dalam diri pemuda kelahiran 18 Februari 2002 itu.

Kusmiyati mengatakan, Bagas pertama kali ikut lomba panahan ketika masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD).

"Pertama keluar langsung dapat juara. SMP dia selalu masuk di PPLP Jateng. Di PPLP bisa dapat juara," terang dia.

Kusmiyati menceritakan tidak mudah bagi anak semata wayangnya untuk bisa lolos menjadi kontingen Indonesia dalam Olimpiade Takyo 2020.

Baca juga: Windy Cantika Besar di Keluarga Atlet, Begini Cerita Orangtuanya

Banyak cobaan yang harus dihadapi Bagas sampai akhirnya bisa mendapatkan tiket maju ke Olimpiade Tokyo 2020.

"Sampai ke Olimpiade Takyo 2020 jalannya Bagas tidak mudah. Banyak sekali rintangan dan cobaan. Pulang dari tes Asian Games di Jakarta 2018. Pulang dari tes event sempat turun grafiknya. Dampaknya di Pra PON 2019 kemarin dia belum bisa lolos," ungkap dia.

"Bagas tidak lolos di Pra PON tapi dia dapat tiket berangkat ke PON Papua 2021. Soalnya dia ikut di Pelatnas. Jadi, otomatis dia sudah dapat tiket PON," tambah Kusmiyati.

Dikatakan Kusmiyati, Bagas sempat beberapa kali mengikuti seleksi di Jakarta sebelum akhirnya lolos berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: Cerita Pelatih soal Windy Cantika, Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020: Sejak Kecil Sudah Beda

Bagas berangkat ke Paris bersama dengan rekannya Riau Ega Agatha dan Arif Dwi Pangestu untuk mengukuti World Cup Paris pada Juni 2021.

Bagas dan rekannya berhasil meraih medali perak beregu putra.

"Habis ke Paris persiapan kurang lebih satu bulan terus berangkat Olimpiade Tokyo 2020. Tapi belum beruntung," tutur Kusmiyati.

Kusmiyati punya cara sendiri dalam memberikan semangat anaknya sehingga bisa menjadi atlet panahan tingkat internasional.

"Kalau dia semangatnya tinggi. Dari kecil sudah tertanam manah (memanah) itu enak. Mungkin dalam pikiran dia termotivasi harus bisa seperti itu. Kebetulan dari lingkungan ada omnya karena dari kecil ikut momong bantu jadi tambah semangat," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com