Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Praktik Calo, Pasien Covid-19 Diminta Tak Unggah Permintaan Plasma Konvalesen di Medsos

Kompas.com - 28/07/2021, 16:00 WIB
Achmad Faizal,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pasien Covid-19 yang membutuhkan plasma konvalesen dianjurkan tidak mengunggah pesan permintaan ke media sosial atau mengirim pesan tersebut ke grup aplikasi percakapan.

Tindakan tersebut dianggap berpotensi dimanfaatkan oleh oknum calo plasma konvalesen yang saat ini marak terjadi.

Baca juga: Wali Kota Salatiga Donasi Plasma Konvalesen, Darahnya Ditunggu 37 Pasien Covid-19

Pasien Covid-19 jadi korban penipuan

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur Edi Purwinarto mengaku sempat mendapatkan laporan dari pasien Covid-19 asal Kabupaten Sidoarjo yang pernah menjadi korban penipuan.

Setelah menyetor uang, pasien tersebut justru tidak kunjung mendapatkan plasma konvalesen yang dibutuhkan.

"Keluarga pasien ini melapor sempat ditawari plasma konvalesen oleh seseorang saat dia sangat membutuhkan dengan membayar sejumlah uang. Tapi setelah dibayar, orang tersebut menghilang," katanya usai menerima bantuan dari perusahaan Es Krim Campina di kantor Unit Transfusi Darah PMI Surabaya, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Cerita Nakes Penyintas Covid-19 Ramai-ramai Jadi Donor Plasma Konvalesen, Buat Grup hingga Donasikan Gratis

Bagaimana sebaiknya?

Pasien Covid-19 yang membutuhkan donor plasa konvalesen, kata dia, lebih baik langsung mendatangi atau menghubungi kantor Unit Transfusi Darah PMI terdekat.

"Lebih baik langsung menghubungi PMI, karena saat ini banyak calo yang mengambil keuntungan saat pandemi seperti sekarang ini," ujarnya.

Baca juga: Viral, Video Jenazah Diletakkan di Pinggir Jalan, Ini Penjelasan Polisi

 

Mereka yang membutuhkan plasma konvalesen juga bisa langsung berhubungan dengan dokter yang menangani pasien Covid-19.

Sehingga, dokter tersebut melalui rumah sakit langsung berhubungan dengan PMI, karena yang berhak meminta donor plasma adalah rumah sakit, bukan perorangan.

Pada praktiknya, para calo tersebut menghubungkan keluarga pasien yang membutuhkan plasma darah dengan pendonor, calo tersebut lantas meminta sejumlah uang dari keluarga pasien tersebut.

Aksi kemanusiaan

Donor plasma darah apalagi saat pandemi Covid-19, menurut dia, adalah aksi kemanusiaan.

"Di PMI, plasma darah tidak diberi nama dari pendonor A untuk pasien bernama B," jelasnya.

Hanya saja di PMI untuk setiap kantong plasma konvalesen berukuran 200 mili liter, pasien diminta uang pengganti sebesar Rp 2.250.000.

Sementara itu, di kantor Unit Transfusi Darah PMI beberapa hari terakhir permintaan plasma meningkat.

"Antren sudah sampai 400 lebih, tapi kami dalam sehari hanya bisa melayani sekitar 70-80 kantong plasma setiap harinya," kata Wakil Ketua PMI Kota Surabaya Tri Siswanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com