Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Sumbar Naik, 400 Dokter Terpapar dan 3 Meninggal, IDI: Beban Kerja Makin Berat

Kompas.com - 28/07/2021, 12:05 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Sebanyak tiga orang dokter di Sumatera Barat meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Sementara 80 orang dari total 400 orang dokter yang positif Covid-19 saat ini sedang menjalani perawatan dan isolasi mandiri.

"Kemarin ada satu dokter kita yang meninggal dunia positif Covid-19. Jadi total sudah 3 orang yang meninggal dunia," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumbar Pom Harry Satria yang dihubungi Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Suplai Oksigen Terputus, RS Rujukan Covid-19 di Sumbar Menjerit

Menurut Pom, tingginya angka dokter yang terpapar Covid-19 di Sumbar, terutama dalam 2 bulan terakhir disebabkan adanya lonjakan kasus baru.

Pada Kamis (27/7/2021) tercatat ada 894 kasus baru sehingga total kasus di Sumbar 67.211 orang.

Dari 67.211 orang itu, sebanyak 11.222 orang masih menjalani perawatan dan isolasi serta 1.425 orang meninggal dunia.

Baca juga: Viral, Video Wanita Ber-APD Bagikan Surat Bebas Covid-19 Seharga Rp 90.000 Dalam Bus, Ini Penjelasan Polisi

Dengan adanya lonjakan kasus baru, kata Pom otomatis membuat dokter yang melakukan tugas untuk pasien Covid-19 juga meningkat intensitasnya.

"Artinya kemungkinan (waktu bekerja) dokter yang melayani pasien Covid-19 bertambah besar juga," kata Pom.

Menurut Pom, dokter dan tenaga kesehatan lainnya di Sumbar sudah mulai kewalahan menghadapi lonjakan pasien Covid-19 di Sumbar itu.

 

Apalagi ditambah dengan mulai minimnya sarana pendukung seperti ruangan perawatan, alat kesehatan ventilator hingga oksigen.

"Kita lihat semuanya sudah mulai tidak tersedia seperti ruangan rawatan yang penuh, oksigen, ventilator dan lainnya. Ini membuat beban dokter semakin berat," kata Pom.

Pom berharap kondisi tersebut segera teratasi dengan cara menekan angka kasus baru Covid-19.

Salah satu cara adalah dengan intervensi pemerintah melalui peningkatan sarana dan prasarana yang kurang tadi.

"Selain itu perlu juga pencegahan agar kasus baru tidak meningkat. Tentu ini butuh kebijakan pemerintah daerah," kata Pom.

Pemerintah melalui pejabatnya, kata Pom, mesti memperlihatkan panutan bagi masyarakat seperti mencontohkan protokol kesehatan yang baik.

"Kalau masih ada pejabat dan publik figur yang masih memperlihatkan contoh tidak baik seperti masker di bawah hidung, tidak menjaga jarak dan masih menggelar kegiatan yang mendatangkan orang banyak, tentu itu tidak bagus bagi pencegahan," kata Pom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com